Pengaruh Ibadah dan Pola Hidup Terhadap Kesehatan Mental

Oleh: Budi Winarto

mepnews.id – Banyak sekali nikmat yang seharusnya kita syukuri tetapi tak jarang kita abai dan melupakannya. Di antara nikmat yang biasa kita rasakan sekaligus kita abai atasnya adalah nikmat sehat.

Menurut WHO, sehat bukan hanya berarti bebas dari penyakit atau kecacatan saja. Sehat memiliki pengertian suatu keadaan di mana seseorang sejahtera, sempurna secara fisik, mental dan sosial, yang semuanya saling berhubungan satu sama lain.

Berbicara tentang kesehatan mental, orang dikatakan memiliki mental yang baik ketika batin mereka berada dalam keadaan tentram dan tenang.

Ada dua faktor yang bisa meyebabkan kesehatan mental  kita terganggu. Faktor internal meliputi otak dan gen. Faktor eksternal lebih disebabkan oleh lingkungan, keluarga, tetangga/masyarakat, pekerjaan, keyakinan, status sosial dan sistem pemerintahan.

Otak berpengaruh terhadap kesehatan mental, karena unsur dalam otak mempengaruhi tumbuhkembangnya proses berfikir dan berkreasi. Otak sendiri terbagi tiga bagian. Pertama, bagian terdalam yang disebut reptil atau bisa disebut batang otak. Kedua, pembungkus otak reptil dan biasa disebut sitem limbik yaitu otak mamalia. Terakhir adalah pembungkus yang paling besar dan terluar, dinamakan dengan neo-korteks. Ketiganya memiliki fungsi berbeda, mulai dari pertahanan, reproduksi, emosi sampai proses manusia berfikir.

Selain otak, gen juga bisa mempengaruhi kesehatan mental. Gen yang dimiliki seseorang suatu saat akan menurun kepada generasi berikutnya dalam waktu dekat atau dalam jangka panjang.

Begitulah faktor internal bisa mempengaruhi kesehatan mental kita.

Yang rumit itu faktor eksternalnya. Mungkin karena lebih banyak variabel sehingga begitu kompleks. Namun, ada ‘resep’ untuk mengontrolnya.

Bagaimana Rasulullah mengajarkan amalan lahiriah untuk menumbuhkan kesehatan mental?

Ada beberapa cara agar tubuh kita memiliki kesehatan terutama kesehatan mental yang baik. Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana kita memiliki kesehatan mental yang baik untuk kehidupan terbaik.

Di antara hal-hal yang diajarkan Beliau adalah dengan melakukan amalan-amalan lahiriah (ibadah) seperti sholat, zakat, puasa dan sedekah.

Amalan lahiriah seperti sholat, bukan hanya membuktikan penghambaan atas makhluk ciptaan dengan penciptanya, melainkan dari gerakan dan waktunya bisa menumbuhkan kesehatan mental, fisik, bahkan sosial kita.

Setiap gerakan sholat, mulai takbiratul ikram sampai salam, mengandung gerak sehat. Misal, sujud. Sujud bisa melancarkan aliran darah menuju otak, dapat mengencangkan otot. Sujud juga baik bagi ibu hamil untuk memperkuat otot perut karena bisa membantu mengejan saat mau melahirkan.

Itu bagi kesehatan fisik. Bagi kesehatan mental, seseorang yang telah menunaikan kewajiban sholat dengan sebenarnya maka jiwanya akan bisa lebih tenang. Ketenangan jiwa itulah yang menjadikan seseorang memiliki kesehatan mental.

Pun apabila melakukannya dengan berjamaah, selain mendapat pahala sesuai yang dijanjikan, Anda juga bisa berinteraksi dengan orang lain. Orang-orang baik akan dituntun ke tempat-tempat yang baik. Ketika Anda menunaikan sholat berjamaah, berarti Anda dituntun selain menghadap Tuhan, juga dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki mental baik. Interaksi Anda dengan sesama, selain menumbuhkan kesehatan mental, juga menguatkan kesehatan sosial Anda.

Selain sholat, ibadah lain seperti zakat juga memiliki kesamaan fungsi. Zakat mal berfungsi membantu memenuhi kebutuhan hidup orang lain yang mungkin tidak bisa dia penuhi sendiri. Akan ada kepuasan yang tumbuh dari jiwa seseorang yang bisa membantu sesama.

Seseorang bisa berzakat terutama zakat mal, berarti ia memiliki kelebihan harta maupun benda dengan hitungan tertentu alias mencapai satu nisab untuk kemudian dikeluarkan kepada saudara yang membutuhkan.

Harta benda yang sudah memenuhi nisab dan dikeluarkan zakatnya tentu berbeda dengan harta atau benda yang tidak dikeluarkan zakatnya. Akan ada keberkahan dari setiap harta benda yang dikeluarkan zakatnya, karena sebagian dari harta benda itu bukanlah hak kita. Bisa jadi harta yang bukan hak kita dan tidak kita keluarkan itu menjadikan kehidupan kita gelisah. Kegelisahan tentu mengganggu kesehatan mental kita.

Demikian pula dengan puasa, sedekah, dan bentuk ibadah lain, yang bisa menciptakan ketenangan jiwa. Ini menunjukkan bahwa menunaikan amalan lahiriah itu memiliki hubungan erat dengan kesehatan mental seseorang.

Pola hidup

Bagaimana dengan pola hidup kita?

Rasulullah juga mengajarkan kesehatan mental dengan cara mengatur pola hidup (life still) yang sehat. Pola hidup itu meliputi pola makan, olah raga, hingga cara tidur yang sehat.

Berkenaan dengan makan, mulai dari mencari atau mendapatkan, mengelola sampai tata caranya, harus benar. Di awali proses mencari dan mendapatkan dengan cara halal. Mengelola dengan cara yang baik dan mengkonsumsinya dengan cara yang benar, tidak berlebihan. Itulah cara yang diajarkan Nabi.

Makanan adalah sumber energi yang saripatinya bisa memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Tata cara saat makan juga berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Makanlah sebelum lapar dan sudahi sebelum kenyang, adalah hal yang perlu diperhatikan. Itu karena sepertiga dari bagian tubuh memerlukan ruang. Mulai menyediakan ruang untuk makanan, minuman/air, dan udara.

Demikian juga dengan olahraga. Berolah raga tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik tetapi juga menyehatkan mental. Olahraga megeluarkan hormon endorfin, memperbaiki suasana hati melalui rasa pencapaian, meningkatkan fungsi kognitif otak, dan bisa memperbaiki kualitas tidur.

Tidur berkualitas akan membantu peredaan darah menjadi lancar dan dapat bekerja lebih baik. Pola tidur yang baik akan menghindarkan diri Anda dari penyakit jantung. Sebaliknya, ketika kurang tidur, maka dampaknya bisa meningkatkan penyakit seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan diabetes. Ketika jantung bekerja baik, organ tubuh lainnya juga akan baik.

Demikian pengaruh faktor internal berupa amalan lahiriah dan pola hidup sehat terhadap kesehatan mental. Dengan menjaga semua pola, kesehatan kita terutama kesehatan mental akan terjaga. Jantung dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karena fungsi kontrolnya.

Dalam diri manusia ada segumpal daging, jika itu baik maka seluruh tubuh manusia menjadi baik. Tetapi apabila rusak, niscaya akan rusak pula tubuhnya.

Ada tafsir berkaitan dengan segumpal daging yang disebutkan. Ada yang menyebutkan gumpalan daging itu adalah qolbu/hati, tetapi tak jarang yang mengatakan bahwa segumpal daging yang dimaksudkan adalah jantung. Hal ini dikarenakan gumpalan daging yang disebutkan bentuknya mirip dengan bentuk jantung.

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook Comments

Comments are closed.