Nilai Ujian Buruk Gara-gara Ujian di Dalam Ruang Tinggi?

Oleh: Esti D. Purwitasari

mepnews.id – Di ruang saya, ada seorang ibu dan putranya yang mau curhat. Rupanya, mereka sudah berdialog dulu sebelum bercerita pada saya. Saya sempat nguping, kira-kira obrolan mereka sebagai berikut;

“Mami heran Tiar dapat nilai rendah. Dulu-dulu nggak begitu kan? Tiar sudah belajar dan berlatih, kan?”

“Iya, Mi. Mami kan sudah lihat sendiri bagaimana Tiar belajar. Sampai ada guru les dan kelompok belajar juga. Tapi hasil nilainya memang gak bagus. Ya kita harus menerima.”

“Nggak gitu caranya. Mami tentu pingin tahu mengapa Tiar dapat nilai lebih rendah.”

“Karena ruang ujian kami dipindah mendadak, Mi. Biasanya ujian di kelas, tapi mendadak dipindah ke aula besar. Tiar jadi tidak fokus, Mi. Suasananya beda, dan Tiar tidak terbiasa.”

“Jadi, karena beda ruangan lalu nilaimu jadi jatuh?”

………….

Pembaca yang budiman, saya tersenyum meski turut prihatin dengan apa yang dialami Tiar. Saya bisa memahami mengapa ibunya gusar soal hubungan antara pindah ruang ujian dengan hasil ujian anaknya. Tapi, itu bisa terjadi dan bahkan ada bukti ilmiahnya.

Penelitian terbaru dari Australia mengungkapkan adanya hubungan antara ruangan berlangit-langit tinggi dengan hasil ujian yang lebih buruk. Penelitian ini dipimpin Dr Isabella Bower ahli bidang arsitektur dan psikologi dari University of South Australia, dan Associate Professor Jaclyn Broadbent peneliti psikologi pendidikan dari Deakin University.

Dr Bower dan timnya menganalisis data 15.400 mahasiswa S1 antara tahun 2011-2019 di tiga kampus di Australia, lalu membandingkan hasil ujian mereka dengan ketinggian langit-langit ruangan tempat mereka mengikuti ujian. Setelah mempertimbangkan perbedaan individu dan kinerja mereka sebelumnya dalam berbagai tugas kuliah, tim peneliti menemukan bahwa desain bangunan bisa memengaruhi kemampuan mahasiswa melakukan tugas. Mahasiswa mendapat nilai lebih rendah daripada yang diharapkan ketika menjalani ujian di ruang dengan langit-langit lebih tinggi.

Mengapa bisa begitu?

Dr Bower mengakui masih sulit untuk mengidentifikasi apakah hal ini disebabkan skala ruangannya, atau faktor-faktor lain seperti kepadatan populasi atau kondisi pengaturan saluran udara yang buruk. Pada gilirannya, faktor-faktor itu menyebabkan fluktuasi suhu dan kualitas udara, dan dapat mempengaruhi berfungsinya otak dan tubuh.

“Sering kali ruang besar dan tinggi dirancang bukan untuk ujian. Hall, gym, aula, ruang pameran, ruang acara, atau ruang pertunjukan, umumnya tidak dirancang untuk pelaksanaan ujian. Poin utamanya adalah ruang besar dengan langit-langit tinggi bisa merugikan nilai siswa. Kita tentu masih perlu mendalami bagaimana mekanisme otak yang berperan dalam kondisi itu, dan apakah hal ini mempengaruhi semua siswa,” kata Dr Bower.

Sebelumnya, Dr Bower melakukan eksperimen dengan menggunakan virtual reality (VR) untuk mengukur aktivitas otak partisipan dalam kondisi ruangan berbeda, sambil mengontrol faktor-faktor lain seperti suhu, pencahayaan, dan kebisingan. Dengan menggunakan teknik electroencephalography (EEG), ia menempelkan elektroda ke kulit kepala partisipan untuk mengukur komunikasi sel otak. Lalu, VR mengubah-ubah ukuran ruangan sekaligus mencatat respons otak partisipan, detak jantung, pernapasan, dan keringat, untuk mengetahui apakah partisipan secara tidak sadar dapat mendeteksi perubahan pada lingkungan.

Dalam eksperimen VR, tim peneliti menemukan bahwa sekadar duduk di ruangan lebih besar dan tinggi sudah dapat menghasilkan aktivitas otak yang berkonsentrasi pada tugas seolah-olah jadi lebih sulit. Maka, untuk memastikan apakan eksperimen laboratorium itu berlaku juga di dunia nyata, tim peneliti mengujinya pada para mahasiswa di ruang-ruang kampus.

Bertolak dari hasil penelitian ini, saya pribadi bisa memahami mengapa nilai Tiar jadi lebih rendah daripada biasanya saat lokasi ujiannya dipindah ke aula. Hal itu lalu saya jelaskan pada ibunya agar bisa memahami kondisi.

Hasil penelitian di Australia ini juga perlu dijadikan catatan bagi para pengelola pendidikan kita di sini. Banyak kampus, sekolah, pesantren, dan lembaga pendidikan lain, yang menggelar ujian di ruang lebih luas untuk sekadar menampung banyak peserta dan menyederhanakan logistik atau biaya. Padahal, ruang yang tidak didesain untuk ujian bisa memengaruhi hasil ujian peserta. Maka, penting untuk mengenali potensi dampak lingkungan fisik terhadap kinerja peserta ujian.

Facebook Comments

Comments are closed.