Impulsivitas, Adrenalin Rush, dan Kecanduan Judi Online

Oleh: Esti D. Purwitasari

mepnews.id – “Wah, wah, wah….. online gambling memang luar biasa. Begitu banyak kasus yang timbul akibat perjudian lewat internet ini,” teman saya tampak geleng-geleng kepala.

“Memang, kenapa Lin?” saya jadi pingin tahu.

“Saya simak berita-berita soal judi online. Eh, yang main tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Bukan cuma tukang parkir, pengangguran, atau kaum ecek-ecek lainnya. Ada juga orang Dewan, orang di pemerintahan, bahkan perusahaan negara. Gila, nggak?”

“Jelas gila, Lin,”

“Koq bisa gitu ya…?”

…………….

Pembaca yang budiman, ada begitu banyak hal yang dibahas tentang judi online ini. Ada yang menjelaskan tentang sisi kriminalitasnya, ada yang membeberkan aspek ekonominya, sisi hukum, sisi psikologis, dan lain-lain. Di sini saya akan coba menjelaskan dari aspek psikologinya, dan lebih saya persempit lagi jadi aspek motivasi psikologis mengapa orang bisa kecanduan judi online.

Salah satu peneliti yang getol membahas kecanduan judi online adalah Mark Griffiths distinguished professor tentang perilaku kecanduan yang juga direktur International Gaming Research Unit di Departemen Psikologi di Nottingham Trent University, Inggris.

Penelitian awal Griffith pada 2001 diterbitkan ulang dalam Encyclopedia of Cyber Behavior (Zheng Yan, editor) volume 1 tahun 2012. Penelitiannya terhadap responden di Inggris menggambarkan betapa perjudian lewat internet lebih nyandu daripada judi offline (8%), lebih tidak sehat (5%), lebih bahaya (9%), lebih tak terregulasi (13%), dan sangat mungkin memikat anak-anak (21%).

Orang yang kecanduan judi online punya kecenderungan impulsif. Istilah impulsif ini merujuk pada kecenderungan untuk bertindak cepat dan tanpa berpikir panjang atau tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari suatu tindakan. Orang semacam ini biasanya didorong keinginan sesaat. Ia bisa membuat keputusan cepat atau spontan, tapi sering kali tanpa mempertimbangkan risiko atau konsekuensi jangka panjang.

Terkait dengan impulsivitas, ada adrenalin rush. Orang kecanduan judi online karena adanya kegembiraan dan sensasi terutama saat menghadapi tantangan baru (tidak seperti judi konvensional tatap muka). Bisa juga, adrenalin rush muncul karena banyak uang yang dipertaruhkan atau ketika mendekati kemenangan besar. Saat terjadi adrenalin rush, tubuh melepaskan hormon adrenalin yang menciptakan perasaan kegembiraan dan sensasi sangat kuat dan memikat.

Padahal, setiap perjudian itu sudah diatur sedemikian rupa agar bandarnya menang dan penjudinya kalah. Dennis Lim, mantan bandar judi di Thailand yang kini berdakhwah, berkali-kali membongkar kelicikan sistem judi online. “Kalau sesekali menang, itu karena dikasih bandar,” kata dia dalam sejumlah video.

Siapa pun bisa kecanduan judi online. Tidak peduli berapa pun usianya, apa pekerjaannya, bagaimana statusnya di masyarakat, berapa banyak uang yang dimilikinya. Semua bisa kecanduan jika pernah coba-coba melakukannya. Ini antara lain karena faktor impulsivitas dan adrenalin rush.

Berjudi bisa memicu kondisi psikologis berupa perasaan sangat menyenangkan, namun bisa berbahaya saat si penjudi berpikir kemenangan besar segera menghampiri. Ingat, kemenangan tidak pernah dijamin datang, dan kekalahan jauh lebih pasti.

Menurut ajaran agama saya, judi itu haram. Titik!

Facebook Comments

Comments are closed.