Oleh: Ira Yeni Kusumaningsih S.Si.
mepnews.id – Desa Bengkak berada di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, di Jawa Timur. Kecamatan ini paling utara dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo. Desa Bengkak berada di jalur Propinsi Jawa Timur sehingga akses ke sana cukup mudah. Jalanan sudah beraspal dan bisa dilewati roda dua bahkan roda empat.
Karena desa ini sangat dekat dengan pesisir pantai, rata–rata penduduknya begelut dengan laut untuk bekerja sebagai nalayan. Meski demikian, ada juga yang bercocok tanam, kerajinan, atau menjalani profesi lainnya.
Untuk ke tepi pantai, kita harus masuk sekitar 1 kilometer dari jalan raya. Sepanjang jalan masuk, kita disuguhi pemandangan pedesaan serta hiruk-pikuk masyarakat yang kental dengan keakraban. Menjelang pantai, terdapat tambak udang cukup besar yang dikelola swata. Tambak tersebut juga salah satu tempat kerja penduduk.
Di pesisir Pantai Bengkak terdapat hutan mangrove yang awalnya hanya dimanfaatkan sebagai penahan ombak saat pasang dan penahan saat terjadi abrasi. Padahal, mangrove sangat banyak manfaatnya.
Mangrove adalah tanaman dikotil yang hidup subur di air payau dan air laut. Ciri–ciri tumbuhan bakau ini adalah hidup dengan memiliki akar yang banyak, akar yang besar dan berbuah. Tumbuhan ini dapat memberikan nutrisi yang baik untuk lingkungan sekitarnya. Tanaman ini juga tidak bersifat parasit sehingga tidak mengganggu keseimbangan ekosistem tepi pantai.
Dengan kesadaran akan potensi hutan di desanya, para pemuda dan kepala desa setempat mengubah kawasan tersebut menjadi lebih berguna. Dengan modal swadaya masyarakat, Lutfi selaku kepala desa menggerakkan masyarakat mempeluas tempat tersebut. Diharapkan, hutan mangrove dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggir pantai dan warga desa pada umumnya.
Yang berperan dalam pengembangan mangrove di Desa Dengkak antara lain kelompok nelayan, pokdarwis (kelompok sadar wisata) dan pokmaswas (pelaksana pengawasan di tingkat lapangan). Mereka berfikir kira–kira apa saja yang bisa menghasilkan pendapatan dari hutan tersebut.
Berkat kerjasama dan keuletan warga, buah mangrove mulai dimanfaatkan. Mereka mengolahnya menjadi teh dan kopi. Produknya dipasarkan di toko–toko terdekat. Hasilnya? Ada kabar menggembirakan. Dengan diluncurkannya produk ‘teh dan kopi mangrove’, Desa Dengkak mendapat penghargaan sebagai desa terinovasi pada 2019 yang mewakili Kecamatan Wongsorejo di Kabpaten Banyuwangi.
Penduduk pinggir pantai juga memperluas area hutan sebagai habitat perikanan. Menurut mereka, hutan mangrove salah satu tempat paling nyaman untuk beberapa jenis mahluk hidup dan organisme. Beberapa jenis udang dan kepiting sering ditemui di daerah tersebut. Ini sangat menguntungkan warga dalam pemenuhan nutrisi sehari–hari.
Hutan mangrove di Desa Bengkak juga dibuat objek wisata. Namanya MCB (Mangrove Center Bengkak). Objek wisata alam menarik ini bisa dinikmati untuk liburan sendiri maupun dengan keluarga tercinta. Keindahan alam dengan suasana mendamaikan, menjadikan tempat ini pas untuk melepas penat.
Tidak banyak objek wisata di Kecamatan Wongsorejo, tapi banyak tempat menarik termasuk MCB. Wisata mangrove di Desa Bengkak memiliki banyak spot bagus. Pengelola membuat bangunan sangat menarik dan tulisan-tulisan lucu yang bagus untuk berfoto. Objek wisata ini sangat murah dengan tiket masuk Rp 5000 per orang plus biaya parkir.
Banyak aktivitas menarik yang bisa dieksplor saat berkunjung di MCB. Selain banyak spot foto, tempat ini menawarkan pemandangan lepas pantai. Kita bisa melihat hamparan pantai yang luas dan pasir putih yang memanjakan mata. Kita juga bisa melihat kapal–kapal besar di tengah laut saat berlayar. Jika menatap jauh ke selatan, kita juga bisa menikmati pemandangan objek wisata di desa sebelah. Itu Desa Bangsring yang terkenal dengan ‘rumah apung’ yakni bangunan di tengah laut yang digunakan sebagai penangkaran ikan hiu.
Setelah puas bermain dan berfoto serta menjelajah keidahan setiap sudut MCB, jangan lupa mampir di beberapa warung dekat penjualan tiket masuk. Warung–warung tersebut dikelola penduduk sekitar guna memudahkan para pengunjung saat mencari makanan ringan.
Agar perjalanan makin menyenangkan, ada beberapa tip wisata sebelum berangkat ke sana.
- Hutan mangrove di Desa Bengkak semakin telihat indah saat pagi dan sore hari karena kita bisa menikmati sunset dan sunrise dengan jelas tanpa terhalang apa pun.
- Siapkan kamera dan kenakan outfit terbaik untuk menujang hasil terbaik saat pengambilan gambar di berbagai spot.
- Tetap jaga kebersihan sekitar pantai. Jangan buang sampah sembarangan. Pihak pengelola selalu menyediakan tempat sampah di beberapa tempat.
Semoga informasi di atas memudahkan perjalanan Anda mengunjungi hutan mangrove di Desa Bengkak.
- Penulis adalah guru di SMP Negeri 1 Wongsorejo, Banyuwangi