Sumber Air Penawar Peninggalan Kerajaan Blambangan

Oleh: Dwi Anik Agustin

mepnews.id – Menyusuri Kota Banyuwangi wilayah utara, tepatnya di Desa Ketapang, Anda sekarang bisa dengan lebih mudah menikmati segarnya Sumber Air Penawar. Dulu, pengunjung tidak mudah bisa datang ke Sumber Air Penawar. Sekarang, sudah ada jalan menuju ke sana.

Lokasi sumber air ini cukup tersembunyi, berada di tengah area pesawahan dan dikelilingi rimbunnya pepohonan. Anda harus melewati jalan setapak dan pematang sawah. Untuk memasuki lokasi, dari Jalan Lingkar Ketapang, perlu waktu sekitar lima belas menit berjalan kaki atau sekitar lima menit mengendarai motor roda dua.

Saat menyusuri jalan setapak, Anda bakal disambut jalanan menurun dengan pepohonan lebat. Sesampai di lokasi, bulu kuduk bisa merinding. Kesan angker terasa sekali, saat Anda melihat kanan dan kiri jalan setapak ada semak belukar dan pepohonan, dan bagian atas tertutup rimbunnya dedaunan. Kesan rimbun dan gelap terasa banget. Kemudian, akan tampak dua bangunan yaitu masjid bersebelahan dengan bangunan mirip plengsengan sungai berbentuk persegi yang nyaris tertutup tumbuhan menjalar.

Dulu, di situ dijadikan tempat pemandian terbuka. Sekarang, sudah ada bangunan mirip kamar mandi. Anda bisa mandi dan merasakan segarnya air dari Sumber Penawar. Di sisi barat kamar mandi, tempat Sumber Penawar berada, warga memasang pancuran dari batang bambu untuk memudahkan pengambilan air.

Setiap hari, lokasi ini tidak pernah sepi. Pengunjung tidak dipungut biaya saat mengambil air. Pengelola tidak mematok tiket masuk, tetapi menyediakan kotak agar pengunjung bisa seikhlasnya memasukkan uang. Dana yang terkumpul digunakan untuk pemeliharaan tempat  sumber air.

Menurut warga, tempat ini dikeramatkan karena diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Blambangan yang berdiri abad 13-18. Saat zaman penjajahan Belanda, kawasan ini sempat dibangun dan dijadikan tempat pemandian meneer dan noni. Sekitar 40 tahun lalu, pemugaran sempat dilakukan masyarakat.

Karena kurang mendapat perhatian pemerintah, kawasan Sumber Air Penawar sempat terbengkalai. Tapi, walau tempatnya tidak begitu terawat, tetap banyak orang berkunjung. Selain hanya untuk membasuh diri, juga ada yang mengambil air untuk diminum di rumah. Konon, airnya dijadikan obat.

Masyarakat lokal ataupun pengunjung dari luar kota setiap hari berdatangan. Masyarakat setempat mengambil air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sejak pagi, pengunjung berdatangan membawa berbagai penampung air. Ada botol galon air mineral, jerigen kecil dan besar, botol bekas minyak goreng, bahkan ada yang hanya membawa tumbler. Anda bisa saksikan banyak wadah air berjejer di setiap sisi pancuran. Semua demi merasakan segarnya air Penawar.

Menurut warga setempat, air berasal dari beberapa sumber yang menyatu di Dusun Penawar. Air ini konon berkhasiat mistis sebagai penawar racun. Air Penawar juga diindikasi bisa untuk mengobati berbagai macam penyakit. Syaratnya, pengunjung mempunyai keyakinan air yang diminum bisa mengobati penyakit tanpa operasi atau berobat medis.

Saya mencoba sendiri meminum air dari Sumber Penawar. Rasanya sangat dingin, seperti minum air es. Apalagi jika digunakan mandi. Pasti kesegarannya makin terasa. Anda ingin juga, kan?

Saat datang ke Sumber Air Penawar, saya bertemu pengunjung dari Desa Kampung Mandar Kecamatan Banyuwangi. Ia mengatakan, “Saya baru pertama kali datang ke Sumber Air Penawar karena penasaran. Kata orang, air di sini dapat menyembuhkan segala penyakit. Saya sakit diabetes mellitus, berharap bisa sembuh.”

Sekitar tiga tahun lalu, PT INKA membangun tempat pembuatan kereta api di lahan kosong yang lokasinya bersebelahan dengan Sumber Air Penawar. Satu keuntungan dibangunnya PT INKA adalah dibangun juga jalan lebar di sepanjang proyek. Nah, jalan baru tersebut berada di sebelah Sumber Air Penawar.

Kondisi ini membawa perubahan bagi warga sekitar. Akses jalan menuju Sumber Air Penawar menjadi lebih mudah. Pengunjung bisa lebih gampang datang dengan berjalan kaki, bersepeda, mengendarai kendaraan roda dua atau roda empat. Tak heran jika sekarang Sumber Air Penawar menjadi lebih banyak pengunjungnya.

Sebelum ada pembangunan PT INKA, yang datang ke sumber air pada malam hari hanya warga sekitar untuk ambil air kebutuhan sehari-hari. Sekarang, pengunjung dari luar wilayah pun banyak yang berkunjung malam hari. Selain akses jalannya mudah, di sekitar sudah beberapa lampu penerang jalan. Namun, setelah memasuki Sumber Air Penawar, aroma mistis tidak bisa hilang.

Perekonomian warga sekitar juga mulai menggeliat mengalami perubahan. Dengan mudahnya akses menuju Sumber Air Penawar, warga sekitar memiliki kesempatan menambah penghasilan dengan membuka toko dan warung. Bahkan ada yang membangun tempat kos. Pengunjung yang melewati jalan tersebut bisa berhenti dan berbelanja di toko atau warung warga sekitar.

Saat era lockdown seiring merebaknya kasus COVID-19 yang mengharuskan masyarakat diam di rumah, Sumber Air Penawar tak pernah sepi. Tetap saja banyak masyarakat berbondong–bondong mengambil airnya sebagai penawar racun termasuk virus Corona penyebab COVID. Meski ada larangan keluar rumah dari Pemerintah, masyarakat memaksakan diri mencari sehat.

Begitu lah kondisi Sumber Air Penawar. Sejak hanya ada jalan setapak menuju lokasi hingga sekarang ada jalan besar, tetap saja ada orang berkunjung ke Sumber Air Penawar.  Yang berubah hanya akses jalan menuju lokasi. Yang tetap adalah kesan mistis lokasi Sumber Air Penawar.

 

  • Penulis adalah guru di SMPN 1 Kalipuro, Banyuwangi.

Facebook Comments

Comments are closed.