Ada Cinta di Sungai Cangka

Oleh: Sugeng Lukito Yuwono

mepnews.id – Cangka adalah nama sungai yang mengalir di Dusun Gunung Remuk, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, di Kabupaten Banyuwangi. Airnya dari dua mata air yang berbeda lokasi. Setiap mata air membentuk sungai kecil dan menyatu menjadi Sungai Cangka.

Karena terbentuk oleh dua aliran yang kemudian menyatu, penduduk setempat menamainya Sungai Cangka. Dalam Bahasa Madura, Cangka berarti pertemuan atau penggabungan.

Nikmatnya berendam di Kolam Cinta.

Uniknya, pertemuan dua sungai tersebut membentuk cekungan penampungan air. Jika dilihat dari atas, cekungan itu berbentuk hati. Menjadi kolam alami yang sangat eksotis. Tak pelak, anak-anak muda memberi nama Kolam Cinta Gunung Remuk. Nama tersebut mengacu bentuk hati yang melambangkan cinta. Gunung Remuk merupakan nama daerah tempat kolam berada. Airnya diyakini penduduk setempat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan membuat enteng jodoh.

Jika mencoba mencari lokasi ini pada Google Map, penggunaan nama Kolam Cinta Gunung Remuk lebih pas daripada Sungai Cangka. Sebab, Sungai Cangka mengacu pada seluruh panjang aliran sungai, sedangkan titik (spot) wisata berada pada pertemuan dua sungai yang dikenal dengan Kolam Cinta Gunung Remuk.

Sungai Cangka berada di lokasi tersembunyi di kaki Gunung Remuk. Sungai Cangka bisa diakses dari jalan utama pertigaan SPBU Farly ke arah barat melewati jalan lingkar Ketapang. Jarak dari SPBU Farly ke lokasi wisata sekitar 4,3 kilometer. Dari titik tersebut kita bisa berkendara mengikuti jalan sampai pertigaan Akademi Kelautan Banyuwangi (AKABA). Setelah itu, belok kiri atau ke arah barat melalui jalan aspal. Sebelum SDN 4 Ketapang, belok kanan dan mengikuti jalan paving. Jalanan paving segera berganti dengan jalanan tanah yang semakin mengecil dan menjadi jalan setapak.

Saat ini, ukuran jalan kecil ini menjadi kendala pengunjung yang mengendarai kendaraan roda 4 untuk mencapai lokasi. Mobil harus diparkir di jalan sekitar SDN 4 Ketapang. Perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek atau jalan kaki untuk mencapai lokasi. Menurut pengelola tempat wisata, ke depan akan dilakukan pelebaran jalan sehingga bisa dilalui kendaraan roda 4. Jika pelebaran jalan terlaksana, diharapkan animo masyarakat berkunjung ke Sungai Cangka meningkat.

Coba browsing tentang Sungai Cangka di internet, maka banyak potongan informasi yang tersebar di berbagai media daring. Beberapa YouTuber menayangkan video kunjungan di Sungai Cangka. Mereka mengulas perjalanan mencapai lokasi hingga pengalaman mandi di Sungai Cangka.

Keberadaan tempat wisata ini masih belum banyak diketahui masyarakat. Menurut pengelola, yang mendominasi kunjungan adalah pengunjung lokal. Pada hari libur dan cuaca bagus, jumlah pengunjung meningkat. Walau hari libur, jika cuaca mendung atau setelah hujan, jumlah pengunjung menurun tajam atau bahkan tidak ada sama sekali. Jalan yang menjadi licin dan berlumpur di beberapa tempat menjadi penyebab pengunjung enggan datang ke lokasi wisata ini. Pengendara roda 2 harus ekstra hati-hati karena roda bisa mengalami slip atau terpeleset. Karena penghasilan tempat wisata ini tergantung pada pengunjung dipastikan penghasilan akan menurun ketika cuaca buruk.

Lepas dari kondisi jalan yang buruk ketika hujan, Sungai Cangka memiliki daya tarik luar biasa. Kecantikan pemandangan di lokasi tidak perlu diragukan lagi. Rerimbunan pohon yang tumbuh di sekitar menyajikan nuansa hutan tropis yang indah. Selain mengobati kelelahan mata, pepohonan juga mensuplai oksigen yang menyejukkan udara.

Latar belakang tempat wisata ini adalah bukit yang secara geografis menyambung dengan kaki Gunung Merapi. Dilihat dari atas, lokasi ini berada pada ceruk lembah Gunung Merapi dan Ijen. Tak heran, air yang mengaliri Sungai Cangka saat cuaca cerah selalu bersih dan jernih sehingga kita bisa melihat dasar ceruk kolam. Kolam alami berbentuk hati tersebut merupakan tempat favorit pengunjung untuk mandi.

Untuk keperluan membilas tubuh dan buang air, sudah disiapkan kamar mandi. Saat ini baru tersedia satu unit kamar mandi sederhana, namun ke depan jumlahnya akan ditambah oleh pengelola. Selain mandi di kolam air alami, pengunjung juga bisa menyantap makanan dan minuman.

Pengelola menyediakan beberapa tempat bersantai di sekitar sungai. Beberapa gazebo dan lincak (bangku bambu) diletakkan di beberapa sudut yang memungkinkan pengunjung mendapatkan pemandangan bagus. Jika tidak membawa makanan atau minuman, pengunjung bisa memesan di kantin yang disiapkan pengelola. Sajian mi instan dan teh atau kopi siap dinikmati, sambil mencelupkan kaki di aliran air yang dingin menyegarkan.

Puas berenang, makan, dan minum, pengunjung juga bisa menjelajah areal sekitar lokasi menelusuri jalan setapak. Ada dua jalur yang bisa dijelajahi. Jalur pertama menyeberang sungai dan naik ke arah salah satu mata air. Jalur kedua menelusuri tepi sungai sedikit naik untuk memperoleh pemandangan bagus.

Tiket masuknya sangat murah.

Secara keseluruhan, lokasi Kolam Cinta Gunung Remuk masih perlu dikembangkan dan ditata ulang agar menjadi lebih nyaman bagi pengunjung. Tentu, mengembangkan obyek wisata ini memerlukan biaya cukup besar. Sementara ini pembiayaan operasional bergantung kepada tiket masuk lokasi. Setiap pengunjung dikenakan tiket dua ribu rupiah. Pengunjung memasukkan uang ke dalam kotak yang disediakan pengelola. Sumber dana lain diperoleh lewat penjualan makanan dan minuman. Biaya operasional yang besar adalah kebersihan dan perbaikan sarana prasarana obyek wisata. Maka, pengunjung disarankan selalu menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.

Menurut pengelola, areal obyek wisata ini milik Perum Perhutani yang hak pengelolaannya diberikan kepada penduduk setempat dan pembangunan sarana-prasarana di lokasi obyek wisata menjadi tanggung jawab pengelola. Pemberian hak pengelolaan tersebut adalah bentuk bantuan Perum Perhutani pada warga sekitar hutan. Tujuannya melibatkan penduduk di sekitar hutan agar ikut menjaga kelestarian hutan. Selain itu juga untuk meningkatkan ekonomi penduduk sekitar hutan. (SLY)

Facebook Comments

Comments are closed.