mepnews.id – Sampah plastik menjadi salah satu masalah lingkungan. Selain berdampak buruk terhadap lingkungan, penggunaan kantong plastik sekali pakai sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. Maka, berbagai cara dilakukan demi mengurangi limbah plastik sekali pakai. Salah satunya program Pasar Rakyat Kota Surabaya Bebas Kantong Plastik yang dinaungi Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
Untuk mengawal kegiatan ini, pakar lingkungan Universitas Airlangga (Unair), Nita Citrasari SSi MT ditunjuk menjadi peneliti utama. Menurut Nita, plastik sekali pakai merupakan limbah yang mendominasi di Surabaya. Program ini bertujuan mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai di Kota Surabaya. Dimulai dari Pasar Rakyat.
Tahap awal pelaksanaan program ini ialah meneliti kesiapan pasar. Setelah menyusuri 67 pasar di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, Nita bersama tim 25 mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan (PTL) mendapatkan tiga pasar yang layak dipilih sebagai pilot project; Pasar Genteng, Pasar Pucang dan Pasar Kapasan. Di tiga pasar ini, pada Jumat 3 Desember 2021, Nita dan tim melakukan penelitian yang diakhiri dengan aksi edukasi dan sosialisasi penukaran tas plastik sekali pakai dengan tas kain.
Dalam penelitian tersebut, Nita menemukan diperlukan sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program ini. “Masyarakat perlu diberi bukti riil terkait dampak plastik di lingkungan. Contoh, penyebab banjir di Pasar Kapasan adalah kantong plastik sekali pakai yang masuk dan menumpuk di selokan. Saat selokan dibongkar, timbul bau. Jadi, dampak riil yang dirasakan banjir dan bau sampah,” sebutnya.
Nita berharap adanya percepatan penetapan regulasi penggunaan sampah plastik sekali pakai di Surabaya, yang juga dibarengi dengan tumbuhnya rasa cinta lingkungan oleh masyarakat. “Harapannya agar masyarakat mencintai lingkungannya. Salah satunya dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, membawa tas kain atau keranjang saat berbelanja ke pasar, dan lain-lain,” harapnya. (*)