Oleh: Moh. Husen
mepnews.id – Bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan meletus di hari Minggu pagi, 28 Maret 2021. Semua orang mengutuk. Biadab pelakunya. Pemerintah harus segera mengusut tuntas hingga menemukan dalang dari kasus bom bunuh diri ini.
Saya sendiri, sebagai seseorang yang imannya masih begitu lemah, mendengar orang difitnah dan dijelak-jelekkan tidak sesuai fakta sebenarnya saja, rasanya saya ingin marah-marah. Apalagi dengar ada manusia dibom. Rasanya pelaku dikutuk saja tak cukup. Ini urusan nyawa. Jangan pernah main-main dengan nyawa.
Saya ingin setiap orang di akun medsosnya masing-masing atau di mana saja turut mengutuk peristiwa bom bunuh diri ini. Kutuklah sekaligus sebagai pembelajaran dan pengingat bagi diri kita sendiri, bahwa membunuh itu keji, bahwa melukai orang lain adalah biadab. Kecamlah sekaligus sebagai kaca mengenai pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan.
Saya sendiri sedang mengeluh: “Duh, contoh keburukan demi keburukan bagai hujan deras berguyuran bertubi-tubi di mana-mana. Bagaimana ini? Mungkinkah kita semua tak terseret arus keburukan-keburukan, fitnah-fitnah, dendam, permusuhan, pembunuhan…?”
Ya, keburukan yang telah terjadi jika ditarik sebagai hikmah pelajaran adalah agar kita selalu berhati-hati agar sebuah keburukan tak terulang lagi. Mestinya cukup Qobil membunuh Habil. Sekali itu saja. Selanjutnya, dalam sejarah anak turun Nabi Adam, jangan sampai ada pembunuhan lagi.
Atas peristiwa bom bunuh diri ini, selain saya membiadabkan dengan keji pelakunya, saya mendadak terbayang Nabi Adam dari jauh senantiasa melantunkan Robbana dholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin.
Setiap kali pembunuhan terjadi dengan segala modus dan berjenis-jenis caranya, rasa-rasanya menurut saya pribadi, Nabi Adam nun jauh di sana selalu merasa dholim. Entah kita?
Wallahu a’lam. Saya baca Robbana dholamna itu berkali-kali.
Barusan hujan reda, tapi kemudian, duh hujan lagi. Saya tunggu hujan hingga reda di sebuah warung kopi yang untungnya free wifi.
(Banyuwangi, 29 Maret 2021)