The Inspirator

Oleh: M. Yazid Mar’i *)

MEPNews.id – 10 Nopember 2020 tidak saja sebagai Hari Pahlawan bagi Kanda, melainkan juga sebagai hari kemenangan setelah berjuang 1,8 bulan untuk raihan pendidikan doktoral (S3) dalam keberhasilan ujian terbuka atas desertasinya ‘The Al-Fatihah Character’ dengan IP 3.96 (cum laude).

Ada banyak sebutan nama surat Al Fatihah. Antara lain; ummul qur’an (induknya Al Qur’an), assab’ul matsani (tujuh yang diulang), fatihatul kitab (pembukaan kitab).

Berkesempatan berdialog dengan Kanda perihal surat Al-Fatihah, ada sisi menariknya dan terbilang sesuatu yang baru. Tujuh ayat ini hakekatnya memiliki lima nilai kehidupan yang akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Surat Al-Fatihah ini, kalau boleh saya sebut, bersifat sakralistik (surat sejuta guna) dalam perspektif kaum dogmatis. Mengapa? Karena, mulai dari penebaran benih manusia (memulai hubungan biologis) dibacakan Al-Fatihah, anak lahir dibacakan Al-Fatihah, mendirikan rumah, saudara sakit, digigit ular, hingga pada kematian seseorang juga dikirim Al-Fatihah.

The Al-Fatihah Character mencoba melihat sisi Al-Fatihah dari realitas kehidupan manusia melalui akronim ‘kata sudi ajar’.

Ka (kasih) sebagai tafsir ayat pertama ini bermakna Tauhid, artinya dzat yang patut mendapatkan pujian hanya ‘Illah‘ Tuhan Allah, Tuhan universal, Tuhan seluruh umat manusia. Sekaligus secara horizontal mengajari manusia untuk senantiasa menyebar kasih sayang dan kedamaian kepada sesama manusia dan makhluk Allah yang lain-lain sehingga terjadi keseimbangan kosmos sebagai fungsi wakil Allah di muka bumi.

Ta (tanggung jawab), terukir dalam maliki yaumiddin. Pada hakekatnya, kekuasaan Allah yang diwakilkan kepada manusia sebagai ‘kholifah fil ard’ haruslah diimplementasikan dalam bentuk kehidupan nyata dan bertanggung jawab atas aturan manusia dan aturan Tuhan.

Su (syukur) adalah keharusan hamba atas ‘rahman rahim‘. Kasih sayang Tuhan yang diterimanya adalah memiliki nilai ketuhanan dan nilai sosial yang mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan. Karena sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi mahluk lainnya (mencintai lingkungan, menjaga keseimbangan, dan tidak melakukan eksploitasi yang dapat merusak dan melahirkan kedzoliman).

Di (disiplin), yang diimplementasikan melalui ‘iyakan na’budu wa iyaka nastaiin‘. Disiplin dalam perspektif vertikal dan horisontal adalah karakter positif manusia taat azaz; Hablun minallah WA hablun munan naas.

Ajar bermakna pembelajar. Ini merupakan tiga ayat terahir dalam surat Al-Fatihah. Ini mengajarkan manusia untuk tetap kepada jalan yang lurus (jujur, amanat, tabligh, adil). Ini mengajarkan manusia untuk meninggalkan jalan yang bengkok sebagai jalan yang bertentangan dengan jalan Tuhan, dengan jalan ilahiah, jalan kebenaran absolut.

Selamat Kanda DR Roly Abdurrahman SAg, atas raihan gelar doktoratnya dan yang telah menginspirasi adik-adik, termasuk saya.

*) penulis buku dan pemerhati sosial

Facebook Comments

Comments are closed.