Bos Besar

 

Oleh: Moh. Husen

 

MEPNews.id—Setiap orang bisa berbeda-beda dalam mengambil hikmah atas sebuah kematian. Jika seseorang telah menuturkan lima hikmah kematian, seseorang yang lain lagi bisa enam atau sepuluh atau bahkan lebih, dalam menuturkan hikmah kematian. Begitupula penuturan sebuah teori. Hari ini, umpamanya, menemukan teori belajar minum kopi ada tujuh.  Satu bulan berikutnya bisa ditemukan ada 17 teori. Tahun berikutnya bisa ada lima teori yang diralat. Serta berbagai macam kemungkinan yang lain. Demikianlah memang sunnatullah  berfikir manusia yang selalu dinamis.

Ragam kematian pun bermacam-macam. Tidak hanya manusia yang bisa mati. Perputaran ekonomi bisa mati. Kekuasaan bisa mati. Bangunan toko-toko megah dan mall-mall mewah bisa mati oleh jual beli online. Dan Coronavirus yang tak kunjung usai hingga sekarang, yang membuat anak-anak belajar secara online di rumah saja, membuat kita bertanya:” Akankah gedung-gedung sekolah dan kampus kelak, mungkin, 100 tahun lagi akan mati dan tergantiankan oleh cara belajar online?”

Saya bukan pakar prediksi, sehingga tak bisa memprediksi secara detail nasib gedung sekolah 100 tahun mendatang. Memprediksi dompet saya ini bisa ada isinya terus atau tidak saja, sering kacau. Menulis ini saja, remang-remang sekali untuk bisa diprediksi bisa terus atau tidak, serta menemukan rangkain kata demi kata berikutnya.

Maka, marilah kita jangan terlalu kaku dan ojo dumeh terhadap prediksi manusia. Ia tidak bisa dipastikan. Sebelum final alias meninggal dunia, manusia tidak bisa diprediksi kepastiannya, apakah dia akan tersesat  terus, ataukah justru satu menit berikutnya hidayah Tuhan akan turun kepadanya sehingga berubah minaddhulumati ilannuri?

Kata seorang teman: “Tuhan itu Bos Besar. Nasib bisa diubah-ubah oleh-Nya sewaktu-waktu. Saya percaya seratus persen. Orang sedunia  nggak percaya nggak apa-apa. Saya tidak akan memaksakan orang lain agar ikut percaya terhadap segala sesuatu yang saya percaya. Meskipun Tuhan mengetahui sesorang itu akan miskin terus sampai mati, tapi jika Tuhan mendadak tidak tega, ya bisa seketika diubah oleh-Nya tanpa bisa dicegah. Disinilah perlunya berdoa kepada-Nya dalam setiap gerak usaha kita karena segala sesuatu bisa diubah-ubah oleh-Nya..”

Saya tertegun. Karena sudah tarhim Shubuh, tulisan ini pun saya akhiri.

 

(Banyuwangi, 23 Agustus 2020)

Facebook Comments

Comments are closed.