Oleh: Moh. Husen
MEPNews.id—Siapa saja boleh mengganti dalam benak fikirannya masing-masing, bahwa judul Ngopi-ngopi New Normal bisa diganti dengan Pilkada New Normal, Sekolah New Normal, Pariwisata New Normal, atau mungkin Pengangguran dan Gelandangan New Normal.
Seorang penikmat kopi hitam ditanya oleh sebuah angket google form: “Apa aktivitas Anda selama pandemi Covid-19?”
Semula ia bingung mau menjawab apa, lha wong kerjanya tidak jelas. Tapi mendadak ada saja yang menuntun idenya untuk menjawab tegas: “Mengajar Online.”
Maksudnya adalah selama pandemi ini jika ada yang tanya-tanya apa saja kepadanya, meskipun cuma tanya kabar via smartphone-nya, bagi dia setiap kali memberi jawaban sudah dianggapnya seperti orang yang menerangkan pelajaran di kelas.
Ada atau tidak ada Coronavirus, tentu saja masing-masing orang hendaknya senantiasa menerapkan pola protokol kesehatan terhadap dirinya sendiri. Tentu saja kewaspadaan terhadap Coronavirus berbeda dengan kewaspadaan kita terhadap panu, sariawan, gigi berlubang, ginjal, stroke dan lain-lain.
Kini kita menjalani pola hidup new normal menggunakan standarisasi kewaspadaan terhadap Covid-19. Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, jaga imunitas tubuh, dan seterusnya. Kita harus lebih bersabar terhadap berbagai “aturan baru” dalam kehidupan karena situasi virus Corona ini.
Termasuk dalam hal ngopi-ngopi. Ada warkop yang bangkunya ditata berjarak.
“Mari kita berusaha dan berdoa agar terhindar dari Covid-19 sebagaimana kita berdoa agar selamat saat berkendaraan. Kayaknya bisa diperhitungkan, tapi terkadang meleset dari hitungan, tertabrak dari arah yang tak disangka-sangka. Disinilah perlunya kita bismillah,” tulis penikmat kopi hitam berlagak sok menceramahi sembari ngopi.
(Banyuwangi, 6 Juni 2020)