Oleh: Moh. Husen
MEPNews.id – Kesan seorang artis terciduk memakai narkoba tentu berbeda jauh dengan guru sekolah andai ada yang terciduk memakai narkoba. Seorang guru itu, apalagi guru perempuan, menampilkan rambutnya bersemir merah di media social saja, tetangga kanan kiri dan wali murid bisa ngerumpi: “Guru yang itu kok kayak cewek nakal saja ya? Main ngecat rambut segala. Bagaimana nasib murid-muridnya? Apa muridnya boleh seperti dia juga?”
Masyarakat kita masih sehat wal afiat dalam memandang guru. Dan guru memang harus begitu. Terlebih lagi guru perempuan. Tidak boleh misuh. Paha mulusnya tak boleh kelihatan publik. Apalagi sampai ketahuan Wak Lurah karaoke di room sambil menenggak minuman keras. Maka dampaknya akan menjadi normal dan wajar jika sang guru tauladan itu segera dikecam khalayak ramai.
Jadi mulai sekarang, hendaknya para generasi muda, terutama mbak-mbak, mulai merenung; enak apa nggak menjadi seorang guru dengan honorarium perbulan yang jauh dari cukup untuk beli bedak sekaligus perawatan. Ditambah lagi keharusan menjaga moralitas secara sangat ketat. Masyarakat dan wali murid tidak akan diam begitu saja atas kebobrokan moral bila pelakunya adalah seorang guru.
Kalau mau bebas, sebaiknya jangan menjadi guru. Mending jadi penjual es degan. Tidak terlalu dimarahi masyarakat andai terang-terangan berbaju ketat dan seksi. Serta masyarakat tak terlalu bersedih-sedih amat andai suatu saat ternyata ia terciduk mengkonsumsi narkoba. Kalau gengsi jadi penjual es, ya jadi artis saja. Pokoknya jangan jadi guru.
Seorang guru yang lugu akan memprotes bahwa menjalani hidup yang bermoral serta menjauhi narkoba adalah keharusan semua manusia dengan jenis profesi apa saja. Tidak boleh guru saja. Artis juga tidak boleh narkoba. Semuanya stop narkoba. Lucu sekali kalau selain guru boleh bebas sebebas-bebasnya.
Hari gini, ilmu dan wacana cara apa saja melimpah ruah di internet. Dari cara bikin keju hingga cara menghindari narkoba, ada. Akan tetapi ada satu hal juga yang perlu kita ingat, bahwa perjuangan dengan berbagai aral dan rintangan memang belum berhenti sebelum manusia itu mati. Artinya orang yang hari ini tidak tersandung kasus narkoba, tidak ada jaminan bahwa besok ia tetap istiqamah anti narkoba.
Sebaiknya kita jangan terlalu sombong kepada orang yang jatuh.
(Banyuwangi, 25 Juli 2019)