Oleh: Muhammad Alfian Lolo Prabowo
MEPNews.id – “Dan, sungguh Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur” (Al-A’raf: 10).
Ayat ini merupakan salah satu firman Allah yang disampaikan kepada umat manusia berkenaan dengan kebermanfaatan bumi. Allah menciptakan bumi beserta isinya sebagai fasilitas untuk makhluk ciptaan-Nya, khususnya manusia. Apa yang ada di bumi ini disediakan agar kemudian bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
Bumi yang Allah buat salah satu tujuannya adalah menjadi sumber penghidupan bagi seluruh makhluk di dalamnya. Sedangkan, manusia sendiri oleh Allah diberi misi istimewa yakni sebagai khalifah fil ard. Manusia, Allah jadikan manusia sebagai khalifah dengan tujuan beribadah kepada-Nya. Hal itu bisa ditunjukkan manusia dengan cara menebarkan kebaikan di muka bumi, mengerjakan yang ma’ruf mencegah yang mungkar, memelihara alam, dan tidak berbuat kerusakan, serta melakukan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
Tapi sayangnya, banyak manusia yang tidak paham akan tugas dirinya diciptakan, tidak mensyukuri apa yang Allah berikan dan cipatakan, sehingga mereka banyak berbuat kerusakan dan semena-mena di muka bumi. Manusia semacam itu cenderung melakukan kerusakan yang menyebabkan bumi menjadi sakit sehingga terjadi bencana alam. Bencana alam terjadi salah satunya adalah akibat perbuatan manusia yang tidak menjaga dan merawat lingkungannya dengan baik.
Bumi Indonesia dapat disebut sebagai surga yang turun ke dunia. Namun, keindahannya semakin terkikis karena ulah manusia. Kementrian Lingkungan Hidup merilis, deforestasi di Indonesia mencapai 496.370 hektare. Ini bukanlah angka yang sedikit yang boleh kita abaikan. Semakin banyak lahan hutan di Indonesia yang kemudian dialihfungsikan menjadi pemukiman atau pertanian dengan dalih pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini tentunya akan memicu bencana yang terjadi di kemudian hari.
Jika kita melihat negeri kita hari ini, banyak bencana alam terjadi di mana-mana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, pada awal tahun 2019 terdapat banyak bencana alam. Januari hingga Maret 2019, terjadi 1.107 bencana yang menyebabkan 375 orang meninggal dan hilang, 1340 luka-luka dan 850.772 orang mengungsi. Sebagai perbandingan, data BNPB juga menyebut korban meninggal dan hilang pada awal tahun 2018 karena bencana alam hanya 100 orang akibat total 836 bencana. Aartinya, awal tahun 2019 saja total bencana alam sudah memecahkan rekor tahun sebelumnya.
Bencana alam yang terjadi salah satunya adalah hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi muncul sebagai dampak dari intensitas curah hujan tinggi akibat cuaca ekstrem. Salah satu wujudnya adalah banjir. Bencana alam ini terjadi saat air menggenangi suatu daerah dalam selang waktu lama. Penyebab banjir bisa dilihat dari faktor meteorologis dan faktor lain. Apabila ditinjau dari faktor meteorologis, banjir terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi sehingga debit air menjadi berlebih dan tak mampu diserap oleh tanah. Jika ditinjau dari faktor lainnya, tentu masih banyak lagi. Salah satunya adalah akibat ulah manusia yang menebang pohon secara liar, membuang sampah sembarangan, dan semakin meningkatnya daerah pemukiman.
Akibat terjadinya bencana alam adalah banyak pemukiman warga, sekolah, akses jalan, yang rusak. Membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya; atau bahkan sulit dibangun seperti semula. Akibat lainnya adalah wabah penyakit yang merajalela karena sulitnya air bersih, makanan yang seadanya, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih. Penjagaan fisik dan kebutuhan gizi dalam kondisi ini sangat kurang diperhatikan, yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya kesehatan tubuh.
Setelah mendapatkan akibat dari apa yang telah kita lakukan pada bumi ini, apakah kita akan diam saja? Kita sebagai rakyat Indonesia perlu berbenah dan bertindak terhadap kondisi ini. Kita yang telah diberi anugerah melimpah dari alam seharusnya memberikan timbal balik yang setimpal pada alam. Yaitu dengan menjaga sebaik-baiknya. Sejatinya kita ini adalah manusia yang memiliki tugas untuk menjaga alam. Sebagai manusia yang beradab, tentunya kita perlu untuk menjaga alam dengan sebaik-baiknya. Agar bencana-bencana tidak terjadi di kemudian hari.
- Penulis adalah mahasiswa Teknik Mekatronika PENS angkatan 2015.