mepnews.id – Rizky Haryo Dewanto, mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil menerbitkan novel berjudul The Knights of Frozen Sea (A Journey to the Crimson Horizon). Maka, ia juga berhak lulus tanpa skirpsi setelah semua mata kuliah ditempuh.
Dikabarkan situs resmi uad.ac.id edisi 20 Juli 2024, Program Studi Sastra Inggris UAD memang mengizinkan mahasiswa lulus tanpa skripsi tapi melalui penulisan karya ilmiah, penerbitan karya sastra, ataupun jalur prestasi. Kiky, sapaan Rizky Haryo Dewanto, merupakan salah satu mahasiswa yang mendapatkan kesempatan itu.
Padahal, Kiky mengaku tidak berniat menulis novel untuk menggantikan skripsi. Novel itu sendiri sudah ditulis sejak pertengahan 2017 dalam bentuk draf kasar. Empat tahun setelahnya, mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2020 itu mulai menggarap serius dalam kurun waktu empat tahun.
Novel bertema Dungeons & Dragons itu terinspirasi dari serial The Lord of The Rings, Berserk, dan Fate. Total ada delapan volume yang diterbitkan bertahap. Volume pertama bercerita tentang Haru yang digambarkan sebagai Holy Elf (makhluk yang sering muncul dalam cerita fantasi) sekaligus putra bangsawan. Haru menjadi petualang sejak 10 tahun dan mendirikan adventurer party, White Falcon. Saat berusia 16 tahun, ia meresmikan party-nya dan bertunangan dengan Ayumi. Konflik muncul ketika orang tua mereka meminta pernikahan cepat dan saat pembubaran party ditolak Haru. Ia menerima misi kerajaan, menghadapi monster di Virizia Plains, dan menyelamatkan guild master setelah pertarungan sengit. Cerita diakhiri dengan peringatan bahaya dan kedatangan bencana Rain of Chaos.
Saat kampus memberi kesempatan lulus dengan karya tertentu, Kiky pun memanfaatkannya. Ia berpendapat, kebijakan pengganti skripsi melalui jalur prestasi ataupun penerbitan artikel ilmiah harus dipertahankan universitas karena mendorong mahasiswa berprestasi dan berkarya di bidang apa pun.
Kiky berpesan kepada seluruh mahasiswa yang ingin menerbitkan karya untuk tetap gigih meskipun proses menulis hingga penerbitan tidak selalu mudah. “Menulis itu berputar di imajinasi, niat, dan kegigihan. Perbanyaklah membaca buku atau mencari sumber acuan. Niat dan kegigihan datang dari hati dan pikiran kalian sendiri,” ungkapnya. (hani)