mepnews.id – Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof dr Ova Emilia MMedEd SpOG(K) PhD, menandatangani Nota Kesepahaman Bersama antara UGM dengan Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja di bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Penandatanganan dokumen pada Senin 1 April 2024 ini sebagai pendorong dan pendukung kerja sama serta sinergi lebih erat antara kedua instansi.
Dikabarkan situs resmi ugm.ac.id, Rektor mengapresiasi kepedulian dan kontribusi Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja bagi perkembangan UGM. Ia berharap kedua instansi dapat terus memperkuat sinergi dan saling mendukung dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia dan menyejahterahkan masyarakat.
“Predikat research and development yang diberikan negara pada Universitas Gadjah Mada semakin memberikan dorongan pada UGM untuk bekerja sama dengan stakeholder seperti industri terkait agar dapat membuat expertise yang ada berkontribusi ke lapangan. Eratnya kerja sama ini nantinya kita harapkan akan memberikan kontribusi pada bangsa,” kata Rektor di ruang sidang pimpinan Gedung Pusat UGM.
Tjhin Hong Ling, Ketua Umum Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja, menuturkan kerja sama antara UGM dengan lembaganya telah terjalin lebih dari 15 tahun. Beberapa bentuk kerja samanya yaitu pembangunan gedung Fakultas Biologi di tahun 2015, Gedung Fakultas Kehutanan di 2011, serta bentuk kerja sama lainnya.
“Kolaborasi yang bersifat berkelanjutan ini mempunyai tujuan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di tahun 2024, yang juga sejalan dengan komitmen UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” tegasnya.
Hong Ling menegaskan, pendidikan merupakan sarana untuk menambah wawasan dan menciptakan kesempatan kerja, serta menjadikan seseorang mandiri dan mampu berkontribusi kepada keluarga, komunitas, maupun negara. Oleh karena itu, Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja menjalankan program cipta bangun desa, pemberian beasiswa untuk anak-anak warga di sekitar operasional tempat pilar bisnis Sinar Mas berada dan khususnya untuk jurusan prodi keperawatan.
“Kegiatan ini sejalan dengan program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek,” kata ia. (Dita)