Prestasi Sinematografi Lewat Kuliner Blitar

mepnews.id – Biltar, selain terkenal dengan wisata sejarahnya, juga memiliki kekayaan cita rasa kuliner. Melalui pendekatan sinematik, mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ikut mengenalkan kuliner khas Blitar lewat film dokumenter.

Masy’Aril Aulia Firman Andrianto

Masy’ Aril Aulia Firman Andrianto membuat film dengan judul Legenda Kuliner Patria. Film dibuat karena banyak masyarakat yang belum mengenal keberagaman kuliner kota itu.

“Tidak hanya menikmati sejarah kota, wisatawan yang ke Blitar harusnya juga bisa mengenal dan menikmati kulinernya,” ujarnya.

Kuliner khas Blitar yang diangkat dalam film ini antara lain es drop, es pleret, dawet serabi, iwak kali, tahu bumbu lawu, dan wajik kletik.

Masing-masing durasi dari alur dalam film ini diformulasikan mewakili visualisasi setiap jenis kuliner tersebut. Mulai dari ciri masing-masing kuliner hingga cara produksinya.

“Setiap kuliner yang ditampilkan memiliki filosofi yang sarat makna,” tuturnya.

Film hasil Tugas Akhir (TA) kuliah di bawah bimbingan dosen Nugrahardi Ramadhani SSn MT ini diproduksi tujuh bulan dengan ide dan konsep yang sudah dirancang sejak awal 2021.

Aril sempat membawa karyanya ini mengikuti Erlangga Art Awards 2022. “Alhamdulillah diapresiasi dan meraih Juara Pertama Nasional Film Dokumenter Terbaik,” ungkap mahasiswa angkatan 2018 ini.

Aril berperan sebagai produser, sutradara sekaligus konseptor pada film ini. Ia pun mengajak beberapa siswa SMA binaannya di Blitar untuk membentuk rumah produksi B-Roll Studio. Rumah produksi tersebut menjadi wadah membina dan mengembangkan kemampuan siswa binaannya.

“Saya liat mereka punya potensi di fotografi dan sinematografi, tapi belum terpenuhi dengan fasilitas yang layak,” tambahnya.

Melalui film ini, Aril berharap dapat berperan memperkenalkan kuliner khas Blitar. Tidak hanya kepada masyarakat lokal tapi juga ke seluruh masyarakat Indonesia.

Film ini telah ditayangkan di Museum Nasional Indonesia pada Mei dan Juni 2022. Bahkan, pada 24 Juni, film ini diminta oleh Wali Kota Blitar untuk ditayangkan di CGV Blitar Square bertepatan dengan bulan Bung Karno. Beberapa pemerintah daerah (pemda) sekitar pun diundang menghadiri penayangan film tersebut.

“Saya sangat antusias mengingat ini bisa jadi momen untuk menyebarluaskan film kami kepada masyarakat luar,” kata Aril. (Shauma Aulya Zahra)

Facebook Comments

Comments are closed.