Intan Box, Inkubator untuk Penyu

mepnews.id – Intan Box, inkubator buatan penetasan telur penyu, merupakan teknologi yang dikembangkan drh Aditya Yudhana MSi.

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan SIKIA Universitas Airlangga di Banyuwangi itu mengungkapkan, teknologi dikembangkan untuk mengatasi permasalahan penetasan penyu alami dan semi alami yang banyak terserang penyakit dan derajat penetasan yang rendah.

“Metode konservasi penyu yang diterapkan alami maupun semi alami menemui banyak kendala. Konsep penetasan buatan ini tentu nilai minusnya ada. Namun lebih kecil daripada yang alami. Justru masih banyak plusnya,” imbuhnya.

Aditya Yudhana dan Penyu yang lahir di inkubator.Tahap trial dilakukan dengan 51 telur penyu. Penetasannya mencapai 100 atau seluruh telur berhasil ditetaskan. Inkubasi di sarang alami maupun semi alami jarang sekali mencapai penetasan 100 persen. Mayoritas 80 persen menetas. Angka 90 persen juga ada namun tidak banyak.

“Hasil trial menggunakan Intan Box bisa lebih menjanjikan. Namun, karena masih trial, hipotesanya masih harus diuji lebih lanjut,” ungkapnya.

Perihal kesehatan atau respon dari penyu, terdapat empat ekor yang dibesarkan untuk tujuan observasi penelitian. Temuan yang didapatkan, penyu tersebut sehat dan tidak ada problem sama sekali. Bahkan, dari sisi general check up, aktivitas penyu tersebut normal dan merespon media tinggal.

“Aktivitas penyu normal, nafsu makan tidak ada masalah, dan jamur serta infeksi lain tidak ada. Bila terkena infeksi, penyu akan menunjukan kondisi lemah. Penyu hasil inkubasi ini masih aktif sampai saat dilepas-liarkan,” jelasnya.

Ada spekulasi, insting penyu dalam mengenali lingkungan sekitar yakni pantai dan lautan tempat ia ditetaskan, kemungkinan hilang karena proses penetasannya secara buatan.

Namun, ketika proses pelepasan, ternyata insting penyu masih sama. Bahkan, ketika kontak secara langsung dengan pasir pantai, penyu hasil inkubasi tersebut merespon secara langsung untuk menuju lautan lepas.

“Dari sini terjawab bahwa dari segi insting ketika dilepas liarkan, tidak ada masalah. Apabila hasilnya bisa stabil 100 persen, akan berdampak langsung terhadap peningkatan populasi yang ada di alam,” pesannya. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.