Optimisasi IoT untuk Memajukan Kemanusiaan

mepnews.id – Di era ini, Internet of Things (IoT) merupakan fenomena yang sudah diaplikasikan ke seluruh bidang agar dapat meningkatkan efektivitas proses industri, marketisasi, kewirausahaan, dan lain sebagainya. Hal tersebut mendorong Prof Totok Ruki Biyanto ST MT PhD dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meneliti peran optimisasi dan pengendalian proses dalam menyukseskan pembangunan manusia dan alam hijau berkelanjutan di Indonesia.

Menurut Totok, pemanfaatan optimisasi dan pengendalian di segala bidang didorong oleh meningkatnya tuntutan untuk menghemat energi. “Selain itu, permasalahan keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, dan sebagainya, dapat memprediksi penyimpangan proses dengan andal,” terangnya.

Lelaki kelahiran Jember, 2 Juli 1971, tersebut menyampaikan, optimisasi terdiri dari tiga komponen utama; perumusan permasalahan, model, dan teknik optimisasi. Pemilihan teknik optimisasi didasarkan pada kelas permasalahan yang akan dipecahkan. “Kelas optimisasi dibagi menjadi linier, nonlinier, integer, integer campuran, dan program campuran integer nonlinier,” paparnya.

Totok mengatakan, industri saat ini bersifat besar dan rumit sehingga sulit dikendalikan dan cenderung tidak dapat beroperasi secara konservatif. Di era IoT, pabrik besar masih terdiri dari ratusan pengendali Single Input Single Output (SISO). Dalam hal ini, setiap pengendali bekerja secara independen dan tidak bergantung pada tindakan pengendali lain.

Maka, ia menilai Advanced Process Control (APC) dapat dipakai untuk mengatasi. APC adalah teknik kontrol mengolah data serta mengorganisasikan berbagai tipe pengendalian proses secara bersamaan.

“APC memiliki manfaat besar. Salah satunya meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan kapasitas produksi dengan kualitas yang stabil,” ujar Totok.

Dalam kebaruan keilmuan, alumnus doktoral Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia tersebut memaparkan dua keilmuan optimisasi; stokastik dan metaheuristik. Istilah stokastik merupakan kombinasi dari algoritma dan teknik yang menggunakan tingkat keacakan tinggi. Metaheuristik mengandung arti kerangka kerja algoritma tingkat tinggi yang independen, seperangkat, atau mengembangkan algoritma optimisasi heuristik.

Terdapat empat algoritma optimisasi yang telah disumbangsihkan untuk masyarakat dunia, yaitu Duelist Algorithm, Killer Whale Algorithm, Rain Water Algorithm dan Mass & Energy Balances Algorithm. “Selebihnya merupakan hak intelektual beberapa perusahaan pemakai,” ucap Dosen Departemen Teknik Fisika itu.

Totok menambahkan, riset ini dilakukan di berbagai bidang perusahaan. Mulai dari perusahaan gas dan minyak bumi, optimisasi unit operasi Plant Wide Control (PWC), riset dan pengembangan industri lain, serta berbagai riset lainnya. “Semua riset saya lakukan dengan fokus bidang saya, yakni optimisasi dan pengendalian proses,” tutur profesor ke-148 ITS yang baru dikukuhkan 15 Maret lalu itu.

Pada intinya, Totok bercita-cita mereduksi pembuatan limbah pabrik dengan metode dan proses pabrik yang efisien, namun menghasilkan produk yang berkualitas melalui beberapa proses riset dan pengembangan, desain teknologi, optimisasi penjadwalan dan spasial pembangunan, serta optimisasi kondisi operasi.

Totok berharap ITS, sebagai pencetak sumber daya manusia berkualitas, mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk kemakmuran bangsa dan manusia pada umumnya. “Kiprah ITS sangat diperlukan dalam menciptakan inovasi ramah lingkungan, marketisasi berbasis IoT, dan kewirausahaan hijau,” tandasnya. (Bima Surya Samudra)

Facebook Comments

Comments are closed.