Kolaborasi UNAIR-TNI untuk Dokter Spesialis

mepnews.id – Penguatan kolaborasi pendidikan dilakukan Universitas Airlangga (Unair) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penandatangan nota kesepahaman (MoU) kedua pihak menandai komitmen tersebut pada Jumat 4 Februari 2022 di Ruang Amerta, Lantai 4, Rektorat Unair Kampus C. Kolaborasi itu berfokus pada pengadaan program pendidikan dokter spesialis.

Hadir dalam penandatanganan itu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bersama jajaran pimpinan TNI. Pihak Unair diwakili Rektor Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak bersama jajaran pimpinan lainnya.

Dalam sambutannya, Prof Nasih sangat menyambut baik MoU kerjasama itu. Sebelumnya, Unair-TNI sering menggelar kolaborasi khususnya pengentasan problem-problem di bidang  kesehatan. “Salah satu persoalan bangsa yang mendesak adalah disparitas dalam pelayanan kesehatan. Khususnya ketersediaan dokter-dokter spesialis di Indonesia.”

Prof Nasih menyebut, Indonesia baru memiliki sekitar 41.000 dokter spesialis dan 145.000 dokter umum. Artinya, satu orang dokter spesialis harus melayani lebih dari 6.000 orang. “Pemecahan persoalan itu tentu tidak mudah,” ucapnya.

Dari semua provinsi di Indonesia, hanya 41 persen wilayah yang memiliki kecukupan dokter spesialis. Disparitas dokter spesialis antara kota dan kabupaten pun masih cukup tinggi. “Ini problem yang harus kita pecahkan bersama,” kata guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut.

Unair melihat TNI memiliki fasilitas dan potensi besar untuk bekerja sama, terutama dalam memenuhi dokter spesialis yang siap ditempatkan di wilayah sangat membutuhkan. Kerja sama antara Unair dan TNI diwujudkan dalam kolaborasi university based sebagai sarana pendidikan formal dan pemanfaatan potensi rumah sakit TNI sebagai laboratorium. Artinya, rumah sakit TNI bisa menjadi tempat pendidikan utama bagi para mahasiswa.

Rencananya, kerja sama itu dimulai semester gasal 2022. Saat ini ada sembilan program studi Fakultas Kedokteran (FK) Unair yang berpotensi dimasukkan dalam program tersebut. Unair juga akan menambah jumlah program studi yang dikolaborasikan dalam program itu. Terutama dari luar FK. Program studi spesialis Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), misalnya. Nanti, total ada sekitar 14 program studi.

“Kami juga akan bekerja sama dengan FK, Rumah Sakit Dr Soetomo (RSDS), Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dan dengan profesi. Seluruhnya untuk menyukseskan program ini,” tuturnya.

Prof. Nasih menyebut Unair-TNI tidak hanya bekerja sama dalam program pendidikan dokter spesialis. Kedua pihak juga terus mendorong dan mengembangkan program lain. Di antaranya, pengembangan vaksin merah putih dan malaria. “Saya berharap kita akan terus bekerja sama, bahu membahu, membangun ketangguhan dan kemajuan Indonesia,” katanya. (*)

 

Facebook Comments

Comments are closed.