mepnews.id – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menggencarkan hilirisasi produk inovasinya supaya dapat dimanfaatkan masyarakat. Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS, Rabu 22 Desember 2021) menggelar difusi teknologi produk inovasi berupa air purifier (pembersih udara) dan masker antiviral (anti jasad renik penyebab penyakit) di Kelurahan Bangunsari dan Desa Palur, Madiun.
Dr Widyastuti SSi MSi, salah satu dosen pengembang produk tersebut, menjelaskan air purifier antiviral untuk menyaring udara pada ruangan tertutup. Jika dibandingkan dengan ruangan terbuka, ruangan tertutup lebih berbahaya dalam penyebaran bakteri dan virus melalui udara (droplet ).
Dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi tersebut menyebutkan, produk inovasinya memiliki tembaga berukuran nano dalam lapisan penyaring yang dapat bertahan sampai enam bulan. Teknologi nanopartikel tersebut membuat air purifier memiliki kemampuan dalam membunuh jamur, bakteri, dan virus, selain untuk menyaring debu. “Udara yang keluar bisa dipastikan bersih,” ungkapnya.
Pemakaian air purifier ini sangat mudah karena hanya dengan menyentuh layar (touchscreen). Jika dinyalakan, terdapat indikator warna hijau, kuning, dan merah. “Warna merah menandakan udara sangat kotor sehingga kipas dalam air purifier akan otomatis berjalan semakin cepat,” terangnya.
Keunggulan lain, air purifier ini juga memberikan indikator suhu dan kelembaban udara. Suaranya juga tidak berisik. Atas dasar tersebut, penyaluran air purifier ke kantor kepala desa diharapkan bisa membuat pelayanan publik yang nyaman dan aman bagi masyarakat setempat.
Selain air purifier, kegiatan tersebut juga menyalurkan produk masker antiviral yang mampu melawan bakteri dan virus. Masih menggunakan teknologi yang sama, Widyastuti menjelaskan masker tersebut juga terbuat dari kain yang ditambahkan tembaga berukuran nano yang mampu membuat virus hanya bertahan selama empat jam.
Masker tersebut dapat dicuci menggunakan air dingin dan sedikit tambahan pengharum. “Masker masih efektif melawan virus lebih dari 80 persen walaupun sudah dicuci sampai 50 kali,” ungkap alumnus ITS ini.
Widyastuti berharap kegiatan ini mampu memberikan dampak baik bagi masyarakat. Ia ingin terus menerapkan berbagai teknologi yang sudah dibuat di ITS kepada masyarakat. “Semoga bisa bermanfaat untuk ke depannya,” tandasnya. (Sofyan Abidin)