ITS Luncurkan Pengukur Kemiringan Tanah

mepnews.id – Divisi Inkubator dan Inovasi Teknologi, yang bernaung di bawah Departemen Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), meresmikan Program Pengembangan Piranti Inclinometer Sistem Mandiri. Peresmian digelar di halaman gedung perusahaan mitra PT Teknindo Geosistem Unggul, pada 10 November 2021.

Inclinometer merupakan teknologi untuk menganalisa dan menghitung kemiringan tanah. Beberapa industri yang bergerak di bidang konstruksi tanah masih mengimpor alat tersebut. Bila terjadi kerusakan, perusahaan diwajibkan mengirimkan alat ke negara asal untuk diperbaiki. Ini bisa memakan waktu lama.

“Maka, pemakaian produk lokal dapat menghemat biaya pengeluaran industri,” ucap Murry Raditya ST MT, ketua tim Divisi Inkubator dan Inovasi Teknologi ITS.

Pengembangan piranti untuk digunakan PT Teknindo Geosistem Unggul ini sekaligus mendukung upaya pemerintah mengoptimalkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam pengadaan barang dan jasa. Kementerian Perindustrian mengharuskan industri menggunakan produk dalam negeri setidaknya 43,3 persen dari total piranti. Ini ditargetkan naik menjadi 50 persen pada 2024.

Tampilan fisik inclinometer buatan ITS

Murry, dosen Departemen Teknik Instrumentasi, mengungkapkan inclinometer ini berbasis internet of things (IoT) sehingga dapat memantau hasil data pengukuran pada jarak jauh. Hasil pengukuran terbaca secara real time melalui server khusus dengan akurasi di atas 95 persen. “Server khusus ini menjaga keamanan data agar tidak mudah dicuri.”

Untuk penggunaannya, tanah perlu dibor dulu hingga kedalaman tertentu. Lalu pipa casing inclinometer ditancapkan hingga batas titik pengukuran. Selanjutnya, probe sensor dimasukkan ke dalam pipa. Probe sensor nantinya terus bergerak naik ke permukaan mengikuti arah kemiringan tanah. “Probe sensor mengirimkan data ke reciever yang selanjutnya terbaca di software untuk dianalisa,” papar Murry.

Murry bersama Ir Dwi Oktavianto Wahyu Nugroho ST MT dan 13 mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS berhasil membuat alat ini dalam 10 bulan. “Alat ini juga cocok diterapkan dalam sistem perencanaan longsor di Indonesia,” ujar Murry.

Murry berharap inovasi ini dapat diaplikasikan pada bidang ilmu lain yang berkolerasi dengan pergeseran tanah. Ke depan, alat ini bisa dikembangkan lebih luas di Indonesia. “Semoga alat ini mampu memberikan manfaat untuk bangsa Indonesia.” (Frecia Elrivia Mardianto)

 

 

 

Facebook Comments

Comments are closed.