mepnews.id – Kandungan alkohol pada parfum patut diwaspadai beberapa konsumen, khususnya yang berkulit sensitif. Maka, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan alat pendeteksi alkohol pada parfum. Alat ini mampu mendeteksi keamanan parfum bagi pengguna berkulit sensitif.
Kandungan alkohol pada parfum diindikasi dapat menyebabkan gejala alergi pada pengguna berkulit sensitif. Gejalanya bisa berupa iritasi, kemerahan dan gatal, flu, hingga sulit bernapas. “Nah, alat bernama Peudecskin ini dapat memberikan informasi apakah parfum aman atau tidak digunakan oleh penderita kulit sensitif,” jelas Linaniyyatul Masruroh, ketua tim.
Kadar alkohol pada parfum cukup beragam tergantung konsentrasi pewangi parfum. Maka, Peudecskin memanfaatkan sensor array berbasis senyawa aromatik, sehingga kadar alkohol alat dapat ditentukan melalui identifikasi jenis parfum.
Lina memaparkan cara kerja Peudecskin. Langkah pertama ialah parfum disemprotkan pada Peudecskin. “Partikel-partikel gas ditangkap reseptor dan diidentifikasi delapan sensor pada alat,” tambah mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri angkatan 2017 ini.
Setelah melewati delapan sensor (Gravimetric Sensor Arrays) diperoleh data karakteristik alkohol parfum yang kemudian dianalisis menggunakan metode neural network. Data karakteristik alkohol pada parfum dicocokkan dengan data yang telah dihimpun secara digital lalu diklasifikasikan menurut jenis alkoholnya. “Pengklasifikasian jenis alkohol ini dilakukan dengan aplikasi MatLab Graphical User Interfaces (GUI),” ucap Lina.
Peudecskin mampu mengindentifikasi 12 turunan alkohol dengan akurasi sempurna yaitu 100 persen didukung data penilaian risiko kuantitatif. “Data karakteristik 12 turunan alkohol diperoleh dari penelitian terdahulu,” ungkap gadis Madura ini.
Dengan mengetahui jenis alkohol pada parfum, maka dapat diketahui pula apakah alkohol parfum tergolong aman atau tidak digunakan oleh konsumen berkulit sensitif. Indikator keamanan parfum dinyatakan melalui GUI dengan tiga tingkat kadar alkohol yaitu weak, strong, atau extreme. “Bila terkategori tidak aman, maka buzzer pada alat akan menyala sebagai tanda peringatan,” ungkap mahasiswi kelahiran 1998 ini.
Melalui inovasinya ini, Lina bersama Ardin Lirnawati (Departemen Teknik Kimia Industri, 2017) dan Dzulfikar Ats Tsauri (Departemen Teknik Elektro Otomasi, 2018), berhasil meraih medali perak dalam kompetisi Japan Design, Idea, and Invention Expo 2021 dengan bimbingan Berlian Al Kindhi dosen Teknik Elektro Otomasi.
Lina berharap Peudecskin dapat dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai quality control dalam produksi parfum sebelum didistribusikan ke konsumen. “Harapannya, parfum dapat digunakan semua orang dengan aman.”