mepnews.id – Pandemi Covid-19 berkepanjangan membuat pembelajaran dilakukan secara daring atau online. Banyak karyawan juga menerapkan sistem work from home tanpa harus di kantor untuk menyelesaikan pekerjaan. Kondisi tersebut membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di depan gawai. Padahal, menatap layar terlalu lama menyebabkan mata cepat lelah, kering, bahkan kelainan. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mata di era daring?
Menurut dr Mohamad Nurdin Zuhri SpM, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), menjaga kesehatan mata sangat diperlukan pada masa pandemi. Banyak pasien di era pandemi ini mengalami kelelahan mata, mata kering, maupun kelainan refraksi (kabur penglihatan).
“Biasanya, di klinik banyak orang tua membawa anaknya yang punya keluhan mengalami kabur penglihatan atau mata lelah. Setelah diperiksa, anak itu diagnosis terkena miopi atau astigmatisma,” ungkap dokter Nurdin.
Jaga Jarak
Menurut Nurdin, penyebab mata lelah di era daring adalah durasi kerja jarak dekat yang cukup lama. Ketika melihat dengan jarak dekat, mata mengalami penyesuaian untuk menerima bayangan yang jelas dari objek yang dilihat. Maka otot pada mata mengalami kontraksi. jika kontraksinya trlalu lama, terjadi kelelahan pada mata.
“Jika melihat dengan jarak dekat, otot mata lebih berkontraksi. Ibarat mengangkat benda berat, beberapa menit mungkin kita kuat. Kalau sudah berjam-jam, kita pasti lelah,” ungkap alumni pendidikan spesialis mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu.
Maka, mengatur jarak saat menggunakan gawai adalah salah satu hal penting. Postur tubuh berpengaruh pada jarak ideal penggunaan gawai. Biasanya yang paling umum adalah jarak satu lengan atau sekitar 30-40 cm. “Jarak yang baik antara mata dengan gawai itu tergantung postur tubuh, karena setiap orang pasti berbeda,” tuturnya.
Layar Lebar
Dokter kelahiran Pasuruan itu menerangkan, penggunaan handphone tidak dianjurkan saat sekolah atau kerja dengan metode daring. Itu karena handphone memiliki layar relatif kecil, sehingga menyebabkan otot mata lebih berkontraksi. Lebih-lebih, jarak penggunaan handphone terhadap mata juga relatif lebih dekat dibandingkan dengan menggunakan komputer atau laptop.
“Usahakan tidak memakai handphone, tetapi gunakan laptop atau komputer. Laptop atau komputer memiliki layar lebih besar dan jarak penggunaannya juga lebih jauh. Itu mengurangi terjadinya astenopia atau mata kelelahan,” tuturnya.
Aturan 20
Dr Nurdin memberi tips; aturan 20 efektif untuk mencegah kelelahan mata. Praktiknya; 20 menit melihat layar, dilanjut istirahat 20 detik dengan melihat objek jarak sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter). “Saat melihat jarak lebih jauh, otot-otot mata berelaksasi. Hal itu membuat mata lebih rileks,” ungkapnya.
Frekuensi Kedipan
Menurut Nurdin, ada dua prinsip penyebab mata kering. Pertama, produksi air mata berkurang. Kedua, terjadi peningkatan evaporasi atau penguapan air mata. Pada kebanyakan orang yang tidak memiliki penyakit sistemik, mata kering disebabkan penguapan air mata. Hal itu karena frekuensi kedipan hanya 4-6 kali per menit bahkan 2 kali per menit saat melihat gadget. Padahal, normalnya kedipan mata 14-16 kali per menit.
“Saat kita melihat sesuatu yang serius pada gadget, frekuensi berkedip berkurang. Itu bisa meningkatkan evaporasi air mata,” ungkapnya.
Mengatur Cahaya
Pada gawai terdapat bluelight yang dapat menyebabkan mata cepat lelah. Bluelight memiliki panjang gelombang lebih pendek. Untungnya, gawai moderen saat ini ada yang telah dilengkapi bluelight filter atau night mode sehingga dapat meningkatkan kenyamanan mata.
“Teknologi sebenarnya sudah membantu upaya menjaga kesehatan mata. Maka, saat beli gawai, kita bisa lihat apakah ramah di mata atau tidak,” tandasnya.
Mengonsumsi Suplemen
Nurdin menjelaskan, mengonsumsi suplemen untuk menjaga kesehatan mata bukan keharusan namun cukup membantu. Itu tergantung pada nutrisi yang masuk pada tubuh seseorang. Jika nutrisi sudah dianggap baik, tidak perlu mengonsumsi suplemen. “Sepanjang nutrisi cukup untuk kesehatan mata, kita tidak perlu suplementasi dari luar. Jadi, tergantung nutrisi kita apakah sudah baik atau belum.”