mepnews.id – Untuk membantu pemulihan beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur yang diterjang siklon tropis Seroja, tim Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) berangkat memberikan bantuan. Pemberangkatan dilakukan secara bertahap. Kapal RSTKA sudah dilayarkan dari Pelabuhan Kalimas Surabaya pada akhir pekan lalu, tim survei sudah di lokasi sejak 13 April, dan satu rombongan inti berangkat dengan pesawat 14 April.
Siklon tropis Seroja pada 4 April menimbulkan sejumlah bencana di beberapa kawasan Nusa Tenggara Timur. Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menyatakan, korban tewas 179 orang dan hilang 46 orang. Rincian korban tewas; 72 di Flores Timur, 42 di Lembata, 28 di Alor, 12 di Kabupaten Kupang, 8 di Malaka, 6 di Kota Kupang, 1 di Rote Ndao, 1 di Ende, dan 1 di Sikka. Banjir juga mengakibatkan banyak bangunan pemukiman dan fasilitas umum hancur.
Dr Agus Harianto SpB, selaku Direktur RSTKA, mengungkapkan, layanan yang akan diberikan RSTKA antara lain; kesehatan rujukan (pelayanan tim dokter spesialis), kesehatan dasar, trauma healing, pendampingan pemulihan ekonomi keluarga, penyediaan air bersih, dapur pengungsi, pendistribusian bantuan logistik, reboisasi dengan penanaman pohon buah berkualitas, serta edukasi Covid-19, PHBS dan Adaptasi Kebiasaan Baru.
“Kegiatan dijadwalkan berlangsung 14 April sampai 12 Mei,” ia menegaskan. “Semua patuh pada protokol kesehatan.”
Dalam pelayanan di Nusa Tenggara Timur ini, RSTKA antara lain mendapat dukungan dari Pertamina. “Ini bagian dari program Pertamina Peduli dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan pesehatan. Pertamina memberikan dukungan kelancaran operasional RSTKA,” kata Deden Idhani, Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region Jatimbalinus.
“Pertamina bersama RSTKA mengemban misi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di daerah terdampak bencana dan terpencil yang sulit diakses transportasi darat,” kata dr Agus.
RSTKA berpengalaman mengelilingi pulau-pulau dan kawasan terpencil di Indonesia. Kapal ini melakukan pelayanan perdana di Pulau Bawean pada akhir 2017. Hingga awal 2021, sudah 42 pulau atau kawasan terpencil yang mendapatkan pelayanannya. Tim Kesehatan sudah melakukan 2.379 operasi terhadap pasien dan 13.897 pemeriksaan.