Kenali 3 Gejala Penting Tuberkulosis

mepnews.id – Peringatan Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia 24 Maret 2021 mengusung tema The Clock is Ticking. Merujuk tema tersebut, Indonesia mengambil tema nasional “Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis”. Yang menarik, pada peringatan kali ini, seluruh negara dihadapkan dengan kondisi pandemi COVID-19.

Dr M. Atoillah Isfandiari, pakar epidemiologi FKM Unair.

Menanggapi itu, Dr M. Atoillah Isfandiari dr MKes, pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan,  pandemi membuat masyarakat enggan berobat ke fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19. Sehingga, terdapat kemungkinan seseorang yang memiliki gejala TB menjadi tidak terdeteksi.

Awal pandemi, beberapa pelayanan kesehatan memang dibatasi, termasuk pelayanan TB. Akibatnya, penderita TB kesulitan dalam mengambil obat. Hal tersebut meningkatkan risiko ketidakpatuhan meminum obat dan mengakibatkan penderita menjadi resisten (kebal) terhadap obat. “Pandemi juga membuat tenaga kesehatan berfokus pada penanganan COVID, sehingga berisiko pada kurangnya jumlah SDM yang memberikan pelayanan TB,” ucapnya.

Meski pandemi belum berakhir, Dr Ato merekomendasikan penderita TBC tetap rutin berobat ke fasilitas kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Di sisi lain, perlu juga peningkatan kewaspadaan bagi tenaga kesehatan ketika melakukan pemeriksaan dahak. Selain terdapat ancaman tertular TB, ada juga berisiko tertular COVID-19.

“Pelayanan TB tidak boleh kendor. Dampak yang ditimbulkan TBC dari aspek mortalitas (jumlah kematian) cukup tinggi. Mungkin COVID-19 penularannya lebih cepat, namun mortalitas akibat TB termasuk tinggi,” jelasnya.

Dr. Ato mengingatkan tiga gejala penting TB yang perlu diketahui dan diwaspadai masyarakat. Pertama, penurunan nafsu makan secara drastis. Kemudian, ini diikuti penurunan berat badan secara drastis pula. Biasanya menurun kg dalam sebulan. Terakhir, keringat dingin pada malam hari.

“Kalau satu gejala muncul, jangan langsung diindikasikan TB. Ketika serangkaian tiga gejala itu muncul, baru dapat dicurigai seseorang menderita TB,” paparnya.

Keluarga juga dapat berperan mencegah penularan TBC dengan menciptakan lingkungan rumah yang sehat, memperhatikan jumlah ventilasi, paparan sinar matahari harus didapatkan dalam jumlah cukup dan perlu sirkulasi udara yang baik. Asupan nutrisi juga perlu diperhatikan. Seseorang dengan nutrisi yang kurang baik lebih mudah tertular TB.

Dr. Ato berharap masalah klasik terkait TB, seperti stigma pada penderita, segera dihilangkan dari masyarakat. Pelayanan serta kebutuhan logistik TB juga perlu mendapat perhatian agar kepatuhan meminum obat bagi penderita terjamin. “Edukasi tentang risiko penularan TB yang berhubungan dengan lingkungan rumah juga perlu dioptimalkan.” (*)

 

Facebook Comments

Comments are closed.