MEPNews.id – Kegiatan belajar mengajar tatap muka masih dihentikan karena ditengarai adanya klaster penyebaran COVID-19 di sekolah pada zona kuning dan hijau ketika penerapan new normal. Berangkat dari permasalahan itu, tiga mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas alat presensi pintar untuk diterapkan di sekolah.
Mohammad Jailani, Egik Ardiatmajaya, dan Nanak Cito Tetuko, yang tergabung dalam Insforty Team, menciptakan Presentar (presentasi pintar). Jailani, selaku ketua Insforty Team, mengaku inovasi ini diangkat dari kasus penyebaran COVID-19 di sektor pendidikan. “Agar tidak terjadi penyebaran di sekolah, diperlukan protokol kesehatan yang aman dan otomatis.”
Untuk mencegah kontak fisik antara manusia dengan manusia saat pengecekan sesuai protokol kesehatan, ia dan tim merancang alat Presentar. Alat ini dapat melakukan presensi, mendeteksi suhu tubuh, pemberian hand sanitizer otomatis, dan dapat mengetahui riwayat perjalanan seseorang.
Mahasiswa angkatan 2018 ini menjelaskan, terdapat beberapa inovasi pada Presentar. Pertama, sistem ini menggunakan masked face recognition agar presensi tetap dapat dilakukan meskipun menggunakan masker dan tanpa menyentuh benda apapun. Sistem ini dapat melakukan pengenalan pada wajah bermasker.
Ada lima tahapan proses pada sistem yang menggunakan Multi-Task Cascaded Convolution Neural Network (MTCNN) ini. Facial Image Acquisition, Masked Face Detection Using MTCNN, Image Post-processing, Feature Extraction using FaceNet, dan Face Verification Using SVM. “Dengan tahapan ini, wajah seseorang dapat dikenali secara otomatis dan akurat,” papar pemuda 20 tahun ini.
Alat ini juga dilengkapi thermal detector yang berfungsi mengetahui suhu tubuh seseorang. Terdapat juga hand sanitizer otomatis agar tangan tetap bersih dan higienis. Untuk mengetahui riwayat perjalanan, alat ini dilengkapi Global Positioning System (GPS) tracking yang memantau lewat sistem yang didesain berbasis IoT (Internet of Things). “Harapannya, sebelum masuk ke sekolah, sudah dijamin kesterilan seseorang lewat protokol kesehatan otomatis,” tutur mahasiswa asal Probolinggo ini.
Alumnus MA Model Zainul Hasan, Genggong, ini menyebutkan, alat ini memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya dapat melakukan presensi tanpa kontak dan tanpa melepas masker, dapat mengukur suhu tubuh, terdapat automatic hand sanitizer, serta memiliki GPS tracking pada aplikasi. “Alat yang kami buat ini sangat cocok untuk diterapkan pada sektor pendidikan di era new normal.”
Jerih payah dua bulan dari tim bimbingan Brian Raafi’u SST MT ini berhasil meraih juara kedua Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Borneo Scientific Fair 4 yang diadakan UKM PP Lisma Universitas Tanjungpura, Januari lalu. Pada kompetisi ini, Insforty Team berhasil mengungguli 10 finalis yang terseleksi dari 56 paper nasional.
Jailani berharap, alat presensi pintar ini diharapkan bisa terealisasi dan berjalan secara efektif di sekolah-sekolah jika digunakan pada sistem presensi di era new normal. “Dengan begitu, sistem presensi ini mungkin bisa diterapkan di berbagai sektor seperti industri maupun perkantoran,” pungkasnya penuh harap. (HUMAS ITS)