MEPNews.id – Dr Latifah Nurahmi, dosen dari Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), membuat robot hybrid yang berguna di bidang medis. Robot hybrid ini bisa membantu dokter melakukan proses operasi tulang.
Saat melakukan operasi, dokter dapat menggunakan robot hybrid untuk membantu proses pembedahan yang membutuhkan akurasi tinggi. Dengan bantuan robot ini, dokter bisa mengurangi kontak langsung dengan pasien.
Latifah menjelaskan, robot ini tidak bermaksud menggantikan peran dokter dalam melakukan operasi. Akan tetapi, tingkat akurasi tinggi dalam proses operasi inilah yang memerlukan bantuan robot.
Inovasi berupa robot hybrid ini kelanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan pada 2016. Kala itu, Latifah mengembangkan robot rehabilitasi tumit kaki. “Untuk dasar penelitiannya sendiri, sudah saya lakukan sejak 2015,” ungkapnya.
Robot sebagai alat bantu operasi sebenarnya sudah ada sejak 1990-an. Biasa disebut dengan robot paralel yang mampu menangani beberapa instruksi dalam waktu bersamaan. “Tapi, robot paralel ini masih punya beberapa kekurangan dalam penggunaannya di bidang medis,” ujarnya.
Kekurangan yang dimiliki robot paralel ini adalah ruang geraknya terbatas. Selain itu, robot paralel biasanya hanya sekali pakai sehingga harus dibongkar saat usai operasi dan dipasang kembali saat akan melakukan operasi. “Itu lebih merepotkan dokter saat akan dan usai menggunakannya,” imbuh dosen kelahiran Solo ini.
Untuk mengatasi keterbatasan robot parallel, ia membuat robot hybrid. Ini gabungan dari dua robot paralel. Robot jenis ini memiliki kelebihan ruang geraknya lebih luas dibanding robot paralel.
Pembuatan robot ini dilakukan dengan pencetakan tiga dimensi terlebih dahulu. Setelah itu, dilanjutkan pengembangan menjadi prototype yang dilengkapi dengan piranti-piranti elektronis. “Dari segi desain, robot hybrid lebih kompleks dibanding robot paralel,” tuturnya.
Dalam pengembangan robot hybrid, Latifah bekerja sama dengan Jurusan Teknik Mesin dari National Central University (NCU), Taiwan. Departemen Teknik Mesin ITS dengan NCU sudah lama membina hubungan baik, dan keduanya mengembangkan robot yang strukturnya sama. “Kami lalu memutuskan menjalin kerja sama dalam pengembangan robot ini,” katanya.
Melalui inovasi berjudul Robot Operasi Reduksi Fraktur sebagai Teknik Bedah Invasif Minimal, Latifah mendapatkan penghargaan pada ajang L’Oreal-UNESCO for Women in Science 2020 akhir November lalu. Ajang ini diadakan L’Oreal untuk mendukung keterlibatan wanita di bidang sains dan teknologi. “Saya mengikuti ajang ini sejak 2017, namun baru sekarang berhasil memenangkan penghargaan,” tuturnya.
Melalui inovasi ini, Latifah berharap dapat memperkenalkan teknologi robot di bidang kesehatan. Ia berharap robot buatannya bisa segera digunakan beberapa rumah sakit di Indonesia. (dil/HUMAS ITS)