MEPNews.id – Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif Indonesia, Dr H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA, MBA, pada Minggu 17 Januari 2021, memberikan pembekalan kepada mahasiswa peserta KKN BBM ke-63 Universitas Airlangga. Menteri Sandi menjelaskan, dalam situasi pandemi saat ini mahasiswa perlu memberdayakan masyarakat, terutama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dalam telewicara online, Sandi menjelaskan masa pandemi saat ini membuat kita menjadi lebih menghargai alam dan budaya Indonesia. Mengingat Indonesia sangat luas. Indonesia memiliki 14.752 pulau yang dihuni oleh 1.300 suku bangsa. Indonesia dengan garis pantai terpanjang yaitu 9.993 km sama jaraknya dengan dua kali keliling dunia, belum lagi gunung, lembah, hutan, dan lain-lain.
“Harta karun Indonesia sesungguhnya adalah pada teman-teman semua, yakni manusia Indonesia yang kreatif. Indonesia memiliki keragaman budaya terbanyak di dunia mulai dari bahasa, kuliner, griya, busana, tenun, dan produk-produk kreatif lain,” lanjutnya.
Masalah pandemi saat ini, menurutnya, justru momentum untuk bangkit. Momentum KKN juga merupakan hari yang sangat bersejarah bagi para mahasiswa karena mereka akan menjadi bagian dari kebangkitan Indonesia.
“Mahasiswa bergerak masal ke desa-desa, temen-temen ikut merasakan, menggeluti dan memikirkan serta menggunakan ilmu yang dimiliki untuk identifikasi masalah dan potensi, meramu, menghadirkan solusi multi disipliner,” jelas Sandi.
Sandi berharap, mahasiswa bisa membuka cakrawala warga desa. Tidak hanya itu, mahasiswa juga diharapkan dapat membangun optimisme, membantu membuat rencana bahkan membuka usaha dan menciptakan lapangan kerja di desa.
“Masalah kita memang pandemi, tapi harus kita lihat sebagai bagian kita bertransformasi menggeser tren kehidupan kita termasuk pariwisata,” terangnya.
Menurutnya, pandemi juga merupakan peluang untuk meningkatkan ekonomi kreatif dan pariwisata. Yaitu dari pariwisata massal ke sustainable tourism atau pariwisata berbasis ekowisata. Dari 3S yaitu sea, sun, dan sand, menjadi sustainability, serenity, dan spirituality.
Selain itu, ekowisata juga mengurangi dampak ekologis pariwisata masal. Ekowisata mengutamakan kelestarian lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan.
Karenanya, Sandi mengajak mahasiswa untuk gebrak bersama, menjauhkan negeri ini dari bencana ekologis. Untuk membangkitkan negeri, lanjutnya, desa harus kuat, sehingga perlu membangkitkan negeri mulai dari desa. Menumbuhkan ekowisata di seluruh negeri, sehingga dapat memulihkan bangsa dari keterpurukan sosial ekonomi akibat pandemi.
“Wes wayahe, mari kita maju,” kata Sandi. (PKIP UNAIR)