MEPNews.id – Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental di tengah pandemi COVID-19 bisa menimbulkan permasalahan khusus. Oleh karena itu, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Curhatin; aplikasi layanan konsultasi psikologi online.
Mereka adalah Bagas Juwono Priambodo, Ihdiannaja, dan Yuki Yanuar Ratna. Ketiganya mahasiswa Departemen Teknik Informatika angkatan 2017. Dengan membentuk tim, mereka menciptakan aplikasi layanan konsultasi psikologi secara online.

Bagas Juwono Priyambodo
Bagas Juwono Priambodo, ketua tim, mengatakan masyarakat Indonesia masih kurang peduli kesehatan mental. Banyak masyarakat menganggap konsultasi kesehatan mental bukan hal penting. “Bahkan ada yang malu untuk memeriksakan kesehatan mentalnya,” ungkapnya.
Pemuda yang disapa Bano ini melanjutkan, situasi pandemi sekarang menyebabkan masalah psikologi masyarakat semakin meningkat. Kekhawatiran berlebih menjadi salah satu alasan timbulnya permasalahan kesehatan mental. “Tetapi hal ini tidak membuat masyarakat sadar pentingnya kesehatan mental,” imbuhnya.
Tim ini berusaha membantu masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan mental terutama di situasi pandemi. Mereka menemukan ide menciptakan Curhatin aplikasi layanan konsultasi psikologi online. “Mungkin, dengan adanya aplikasi psikologi online, masyarakat jadi tidak malas dan tidak malu berkonsultasi,” katanya.
Mahasiswa asal Jakarta ini menjelaskan, Curhatin adalah aplikasi berbasis android mobile. Aplikasi ini dilengkapi berbagai layanan psikologi yang dapat membantu masyarakat. Di antaranya tips antistres, konsultasi dengan pakar psikologi, metode stress healing, stress monitoring, dan pencatatan jurnal pribadi.
Layanan konsultasi dengan pakar psikologi dilakukan dengan cara berkirim pesan, telepon, dan video calling. Masyarakat bebas memilih sesuai kebutuhan masing-masing. “Kami berencana berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI),” ujar alumnus SMA PB Soedirman Cijantung ini.
Mahasiswa semester enam ini menjelaskan konsep beberapa fitur di aplikasi Curhatin. Rencananya, fitur layanan tips antistres, stress monitoring, dan beberapa tips lainnya akan disajikan dalam bentuk video dan artikel. “Fitur ini juga dapat mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mental,” paparnya.
Sekitar bulan Juli atau Agustus mendatang, aplikasi Curhatin dapat direalisasikan. Dalam waktu dekat, mereka juga menentukan ada tidaknya biaya dan metode layanan konsultasi dengan psikolog. “Sampai saat ini kami belum memutuskan masalah biaya metode ini,” tuturnya.
Tim ini dibimbing oleh tiga dosen yakni Ridho Rahman Hariadi SKom MSc (pembimbing utama), Siska Arifiani SKom MKom, Adhatus Solichah Ahmadiyah SKom MSc, dan Hadziq Fabroyir SKom PhD.
Berkat kepedulian terhadap kesehatan mental masyarakat Indonesia melalui ide aplikasi Curhatin, tim ini sukses dalam kompetisi Covid-19 INA IDEAthon yang diadakan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Mereka dinobatkan sebagai 17 Ide Terbaik mengalahkan 5.590 ide dari seluruh Indonesia. Penobatan ini diumumkan secara daring, Jumat 8 Mei.
Bano berharap Curhatin dapat membantu masalah psikologis masyarakat di masa pandemi ataupun pascapandemi. Semoga aplikasi ini dapat segera terealisasi dan berjalan sesuai tujuan awalnya.”Saya juga berharap masyarakat mulai sadar pentingnya kesehatan mental,” kata ia. (HUMAS ITS)