MEPNews.id – Saat puasa, dibutuhkan tubuh sehat demi kelancaran beribadah. Maka, penting untuk
mengonsumsi makanan bergizi. Salah satu sumber gizi yang dapat meningkatkan sistem kekebalan untuk mencegah virus adalah ikan.
Ikan mengandung vitamin A, B kompleks, C, D, E, mineral-mineral antara lain salinium, zat besi, zinc. kadar lemak cukup tinggi (fatty fish) yang memiliki kandungan asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) yang tinggi.
Muhamad Nur Ghoyatul Amin MSc, dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR sekaligus peneliti bidang Food Chemistry, menjelaskan asam lemak omega-3 pada ikan tuna, tengiri, sardines, belut, bandeng, patin, dan salmon, dapat mengontrol rasa lapar tubuh.
“Ketika hormon leptin terekspresi dalam tubuh kita, maka hormon ghrelin yang memacu rasa lapar dapat ditekan,” ujar Ghoyatul.
“Makan ikan ketika berbuka puasa maupun sahur dapat membantu regulasi hormon leptin dan ghrelin dalam tubuh manusia,” imbuhnya.
Hormon leptin disekresi oleh kelenjar adiposa yang mengontrol rasa lapar dengan cara mencegah rasa lapar yang berlebihan. Asam lemak omega-3 dapat memacu ekspresi hormon leptin pada tubuh, sehingga bisa menekan rasa lapar ketika berpuasa.
Meskipun diolah dengan beberapa proses antara lain perebusan, penggorengan, pengovenan, dan pengukusan, asam lemak omega-3 dapat bertahan terhadap suhu hingga 180 derajad C.
“Kita masih dapat memanfaatkan efek dari asam lemak omega-3 terhadap rasa lapar dari ikan goreng,
penyetan, semur ikan, maupun ikan kaleng. Vitamin-vitamin pada ikan tidak tahan panas, namun
asam lemaknya tidak,” tambah Ghoyatul.
Secara umum, manusia memerlukan unsur makro nutrien seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, manusia masih membutuhkan karbohidrat, nasi, jagung, dan sayur-sayuran.
Mengonsumsi olahan ikan harus didampingi berbagai macam sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti nasi ataupun jagung. Hal itu agar kebutuhan nutrisi tercukupi.
Ghoyatul mengingatkan konsumen untuk lebih cerdas memilih kualitas ikan dengan cara mengetahui lingkungan pemeliharaannya. “Jangan sampai ikan-ikan diambil dari lingkungan yang terpapar polusi tinggi logam berat dan bakteri merugikan.” (*)