MEPNews.id – Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki kebijakan baru dalam menghadapi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Dukungan berupa alat pelindung diri (APD) lengkap pun menambah kesiapan Medical Center sebagai penyedia pelayanan pertama bagi pasien yang hendak berobat.
Kepala Medical Center ITS, dr Adji Bhayu Kurniadi, menjelaskan saat ini 60 persen tenaga kesehatan Medical Center ITS sudah dilengkapi APD dalam menangani pasien. APD tersebut berupa coverall jumpsuit yang mirip baju astronot, penutup kepala, pelindung wajah, masker N95, handscoon, dan sepatu bot.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan APD dari ITS ini,” ujarnya, di kantornya, 30 Maret 2020.
Dokter Bhayu berujar, APD sangatlah berarti bagi tenaga medis. Meski bukan rumah sakit yang langsung bersinggungan dengan pasien Covid-19, tim Medical Center ITS tetap waspada. Bisa saja pasien yang berobat ini sudah terjangkit Covid-19, sehingga segala tindakan preventif itu harus dilakukan.
“Maka dari itu, tenaga medis kami yang belum mendapat baju APD terpaksa memakai jas hujan agar terlindung,” ungkapnya.
Menurut Bhayu, terdapat perbedaan lokasi penanganan awal pasien yang hendak berobat. Jika dahulu semua dilakukan di meja resepsionis, kini pasien terlebih dulu diseleksi di gedung bagian dekat UGD. Di sana, pasien akan mendapatkan formulir (form) yang harus diisi.
“Form itu untuk mengecek apakah pasien tersebut orang dalam pemantauan (ODP) atau bukan,” terangnya.
Bhayu menjelaskan, form berisi berbagai pertanyaan hal-hal yang dialami pasien beberapa hari ke belakang. Seperti apakah pernah keluar negeri, pernah berjumpa dengan orang luar negeri atau orang yang terjangkit Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP).
Lalu dicek pula kondisi pasien seperti apakah demam di atas 38 derajat celcius, merasa letih, batuk, tenggorokan kering, dan diare.
“Jika mayoritas kondisi sesuai dengan form, maka pasien dinyatakan ODP,” jelas lelaki kelahiran Jember ini.
Usai mengisi form, apabila dinyatakan ODP, maka pasien akan langsung disarankan menuju ke Rumah Sakit Umum Airlangga (RSUA) maupun Puskesmas untuk ditindak lebih lanjut. Apabila bukan ODP, pasien dapat masuk gedung utama dan mendapatkan perawatan sesuai yang dibutuhkan.
“Untuk saat ini yang tersedia (di Medical Center ITS) hanyalah Poli Umum, Poli Gigi, dan Balai Kesejahteraan Ibu Anak (BKIA),” papar Bhayu.
Tidak hanya berupa pengecekan awal pada pasien, Bhayu menyatakan berbagai kebijakan di medical center juga mendukung penjauhan secara fisik (Physical Distancing) untuk mencegah penularan virus. Di antaranya penjarakan pada kursi ruang tunggu Medical Center hingga lebih dari satu meter.
Pasien yang hanya ingin meminta rujukan dan mengambil obat, tidak perlu masuk gedung. “Pengambilan obat bisa melalui jendela apotek bagian luar gedung,” ujarnya.
Demi menjaga kesterilan gedung, diberlakukan juga penyemprotan disinfektan setiap hari usai jam kerja.
Medical Center ITS saat ini buka selama delapan jam hingga pukul 16.00 sore selama lima hari.
“Sesuai arahan Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, kami juga melakukan sterilisasi dengan disinfektan pada pasien yang hendak masuk gedung,” jelasnya.
Bhayu berharap, melalui penanganan yang cepat dan sesuai prosedur, pihaknya dapat memberikan pengobatan bagi pasien dengan tepat pula. Dengan memadainya fasilitas yang ada, dapat meningkatkan pula kinerja tenaga medis dalam melakukan pelayanan.
“Semoga kasus COVID-19 ini dapat segera menurun dan keadaan segera membaik,” tutur Bhayu penuh harap. (*)