MEPNews.id – Selain limbah plastik, limbah beton perlu diperhatikan manusia. Produk terbesar yang dibuat manusia adalah beton dari campuran semen, pasir, dan lain-lainnya. Produk ini banyak ditemui di berbagai bangunan buatan manusia. Setelah bangunan itu rusak atau diganti, limbah beton ada yang bersifat beracun dan relatif lama didaur ulang secara alami.
Di sisi lain, melihat perkembangan konstruksi yang semakin pesat, perlu inovasi baru karena ketersediaan sumber daya alam untuk konstruksi sangat terbatas. Jika konstruksi di Indonesia dilakukan tanpa adanya alternatif baru, suatu saat akan merusak perut bumi.
Situs resmi umm.ac.id mengabarkan, tiga mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM); Nurman Handitya Prima, Muh. Irfan Maulana, dan Oval Mufarid, menemukan cara ramah lingkungan untuk mendaur ulang beton bekas reruntuhan bangunan. Limbah material bekas konstruksi beton bisa dijadikan subtitusi 100% dari total kebutuhan agregat.
Limbah beton bekas yang tak terpakai dihancurkan kembali untuk menghasilkan agregat kasar dan agregat halus. Nanti didapati serbuk-serbuk kecil dari penghancuran beton. Ternyata, itu bekas semen.
“Kami menghancurkannya secara manual, yaitu dengan palu. Kemudian, limbah disaring sesuai ukuran. Material yang tertinggal menjadi agregat kasar pengganti krikil. Yang lolos dihancurkan lagi menggunakan mesin Los Angeles hingga jadi seperti pasir. Setelah ditumbuk dan disaring lagi, itu menjadi agregat halus,” kata Nurman yang dibimbing Ir Lukito Prasetyo MT dosen Teknik Sipil UMM.
Hasil dari beton daur ulang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam uji abrasi, beton daur ulang ini memiliki tingkat keausan yang sama dengan beton Kulon Progo. Ditemukan nilai keausan 23.5%, yang berarti masih diizinkan untuk beton kelas III yaitu di bawah 27% berdasarkan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Kami membuat inovasi tetapi tidak mengurangi durabilitas beton. Apa yang kami pakai harus sesuai standar yang berlaku. Harus sesuai batas-batas yang diujikan. Sehingga, tidak hanya menggunakan SNI, kami juga uji pakai SII, ASTM dan PB,” kata Nurman.
Berkat inovasi tersebut, tim Nurman lolos seleksi abstrak lomba beton nasional Civil Festival 2020 di Politeknik Negeri Jakarta. Nurman menjadi satu-satunya perwakilan universitas swasta. Selanjutnya ia menyerahkan full paper dan mempresentasikan inovasinya pada 11 Maret. (bel/c)