UNAIR Buka Indonesian Corner di Kampus Ceko

Toetik Koesbardiati, Afifah Rahmania, Michaela Budiman, dan Marek di sela pertemuan membahas pengembangan Indonesian Corner. 

MEPNews.id – Kerja sama Universitas Airlangga terus dilakukan dengan mitra luar negeri, utamanya dengan kampus yang memiliki reputasi tinggi.

Delegasi Universitas Airlangga berkunjung ke Charles University, di Republik Ceko, Senin 20 Januari 2020. Kunjungan perdana itu membuahkan dua kesepakatan.

Kunjungan dilakukan Koordinator Program Studi S3 Ilmu Sosial Dr.phil., Dra. Toetik Koesbardiati, Ph.D dan Staff for Event and Communication Airlangga Global Engagement (AGE) Afifah Rahmania, S.Hub.Int., M.PSDM.
Keduanya disambut Dr. Michaela Budiman, dosen yang mengajar bahasa Indonesia, dan Dr. Marek dosen yang mengajar bahasa Korea di Charles University.

Dari diskusi yang dilakukan, kedua pihak tertarik dengan kajian Asian Studies. Toetik dan Afifah mempromosikan program AMERTA (Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga), program unggulan UNAIR yang dapat diikuti mahasiswa manca negara.

Dua kesepatan yang dibuat dari pertemuan itu adalah inisiasi pembentukan Indonesian Corner dan program tailor-made dalam bidang antrpologi dan/atau kajian kematian.

Toetik menjelaskan, Indonesian corner adalah ide bagus untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia, khususnya di Charles University.

“Secara pribadi dan sebagai antropolog, saya merasa ikut terpanggil untuk memperkenalkan budaya Indonesia,” ujar Toetik.

Program tailor-made WHAD? (What Happens After Death?) adalah respons terhadap Indonesian Corner terkait kultur. Program WHAD? menawarkan tentang kultur Indonesia dengan topik kematian.

“WHAD? berisi kuliah anthropology of death, death and horror in indonesian pop culture, visiting cultural sites, Indonesian language class, dan coaching clinic on producing virtual ethnography,” tambah Toetik.

Delegasi Charles University sangat antusias dengan studi antropolgi. Dr. Marek merupakan dosen bidang studi filsafat dan kajian agama.

Terkait dengan Indonesian Corner, keduanya ingin tahu lebih dalam perihal prosedur pembentukannya. Untuk itu, sepulang dari Eropa, Afifah akan segera berdiskusi dengan tim terkait pembukaan Indonesian Corner di Charles University.

Afifah menambahkan, “Beberapa mahasiswa Charles University sedang mengikuti program Darmasiswa di Indonesia. Mereka disarankan mengikuti program-program internasional di Indonesia.” (*)

 

Facebook Comments

Comments are closed.