MEPNews.id – Perwakilan dari delapan perguruan tinggi di Jawa Timur bertemu Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Jumat 22 November 2019. Pertemuan di Gedung Negara Grahadi itu membahas rancangan KKN kolaboratif bertema ‘Brantas Tuntas’.
Forum perguruan tinggi ini sekaligus ajang pertemuan antara dinas terkait, seperti perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Dinas Pertanian, Dinas Kehitanan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Koordinator Jasa Tirta.
Delapan perguruan tinggi yang berkolaborasi KKN Brantas Tuntas adalah, UNAIR, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Brawijaya (UB), UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN).
Gubernur Khofifah mengatakan, air bersih menjadi pekerjaan rumah Jatim yang berat saat ini; nomor dua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Maka ia berharap KKN kolaboratif dapat menjadi jawaban permasalahan air bersih di Jawa Timur.
Khofifah juga berharap hadirnya wisata air yang terhubung antara Surabaya-Gresik-Mojokerto. “Wisata air itu potensi luar biasa. Memungkinkan kita membuat triangle wisata baru. Sebab di Jatim, ada PR 361 desa tertinggal yang harus dientaskan,” ucap Khofifah.
Eko Supeno selaku koordinator menjelaskan, Brantas Tuntas adalah KKN kolaboratif yang akan dilaksanakan sepanjang tahun. Pihaknya bersama tim siap berkolaborasi menyelesaikan berbagai persoalan.
“KKN kolaboratif, selain sebagai proses pembelajaran mahasiswa, juga untuk turut serta membantu peningkatan kapatitas masyarakat di Jawa Timur,” kata Eko.
KKN kolaboratif sama dengan KKN sebelumnya. Tujuan utamanya proses belajar dan turut serta membantu meningkatkan kapatitas masyarakat di Jatim. Termasuk juga kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi.
“Dengan bersama-sama melalui KKN kolaboratif, kami beharap dapat bersinergi tentang indentifiaksi masalah, memberikan masukan terhadap permasalahan di Jatim, bersinergi untuk mampu menghasilkan bahan-bahan riset lanjutan untuk bisa dikembangkan di kampus masing-masing. Sehingga nanti kita bisa hasilkan riset aplikatif dan termanfaatkan. Bersinergi dengan pemda dan pemprov untuk jadi bagian proses pembangunan di Jatim,” ucap Eko.
Konsep KKN ini tidak hanya memperbaiki dan membersihkan Sungai Brantas tapi tuntas. “Konsep Brantas Tuntas itu bagaimana masyarakat di sekitar Brantas diberbayakan, edukasi arti hidup sehat, edukasi bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan nilai produktif terhadap kawasan Sungai Brantas. Bukan hanya berkah air, tapi juga berkah ekonomi dan bidang lainnya,” kata Eko.
Suko Widodo, sebagai narahubung pihak gubernur dan perguruan tinggi, mengatakan program KKN kolaboratif Brantas Tuntas adalah jawaban nyata atas kebutuhan Jatim saat ini.
“Kolaborasi ini cara kerja baru yang nyata dilakukan. KKN kolaboratif sebagai bentuk sumbangan perguruan tinggi ini perlu didukung semua pihak. Sebagai gerakan menyelamatkan lingkungan di Jatim,” ucap Suko Widodo. (HUMAS UNAIR)