Foto : Ilustrasi
MEPNews.id – Salah satu kalimat Bung Karno yang cukup populer adalah “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Itu bukan sembarang kalimat biasa. Itu kalimat yang sarat dengan nilai filosofis. Itu juga merupakan kalimat yang bisa kita jadikan pelecut diri, sebagai amunisi untuk memotivasi lalu mengeksplor kemampuan yang kita miliki.
Dengan dorongan kalimat tersebut, dapat kita jadikan pemantik guna munculkan segala potensi. Potensi yang telah dan ada di dalam diri. Terutama oleh dan berawal dari para pemuda. Khususnya para remaja yang punya kemauan maka pasti dirinya akan menuai keberhasilan kelak di masa tuanya.
Sungguh masa muda adalah momen yang sangat berharga. Satu masa yang tidak mungkin terulang untuk kedua kalinya. Masa muda yang bisa jadi terlewatkan begitu saja tanpa terisi aktivitas penuh makna, apalagi bisa berkarya untuk semesta.
Betapa beruntung bagi mereka, yang di masa tuanya telah menikmati hasil dari jerih payah, susah duka, dan masa berdarah-darah saat di masa muda. Sebab mereka akhirnya menikmati hasil, bukan menyesali keadaan, apalagi mencari alibi atas keteledorannya saat di masa muda yang kering makna.
Masa muda yang begitu indah, masa yang penuh kisah perjuangan menggapai asa, adalah rangkaian mozaik dari keping laku kehidupan, yang jika disusun menjadi satu bingkai bernama kebermanfaatan. Dengan berhasil menebar banyak manfaat berbingkai kebaikan bagi semesta.
Hidup sepenuh makna karena saat muda telah banyak menanam kebaikan, berani menempuh jalan kesabaran, serta bernyali besar melakoni ketekunan. Sehingga akhirnya saat di masa tua telah tiba, segala dulu apa yang dicita-citakan–atau diimpikan benar-benar menjadi kenyataan.
Itu yang disebut sebagai muda berdaya tua kaya karya. Selagi pas masih muda gigih menempuh melalui jalan yang tak sembarang pemuda mau atau kuat menjalaninya. Jalan itu berupa sabar dan tekun.
Dengan bekal sabar dan tekun. Dari semua cita cita, atas semua mimpi, bahkan semua keingingan yang awalnya dibayangkan niscaya sampai di titik menjadi kenyataan. Hal ini, tentu akibat dari buah kesabaran yang begitu kuat ia lakukan, pun akibat dari buah ketekunan kokoh yang ia miliki.
Untuk itu, dua piranti sabar dan tekun merupakan modal wajib yang mesti kita miliki bila berikrar ingin meraih sukses. Kesuksesan di ranah apa pun, dua modal itu fardhu ain sifatnya. Andai tanpa keduanya, maka lupakan mimpi ingin sukses, singkirkan hasrat bercita-cita tinggi, dan buang jauh segala keingingan yang hanya akan jadi angan kosong tanpa arti.
Menjadi pemuda harus penuh dedikasi, komitmen tinggi, serta tak usah gampang patah bila bertemu dengan satu masalah. Sebab jika kita telah diberi kehidupan oleh Allah, itu berarti kita telah ditunggu jutaan masalah yang telah siap dengan sejumlah solusi.
Hidup tanpa masalah berarti itu tanda kematian telah terjadi. Kehidupan yang sepi dari problem, tak akan membuat pribadi mau bergerak secara luwes mencari lalu menemukan solusi. Itu artinya, kita semestinya bersyukur ketika ada masalah, meski hal ini mudah diucapkan tetapi sangat susah dilakoni.
Seorang pemuda yang tangguh adalah ia yang kuat kokoh teruji dengan gempuran masalah, ia terus berupaya berpikir mencari solusi, ia tidak tumbang oleh satu masalah. Justru ia menjadi semakin dewasa atas terpaan masalah yang mungkin kerap melanda.
Itulah sosok pemuda yang penuh karya di masa tua. Pemuda yang telah mengisi masa remajanya dengan beragam aktivitas penuh makna. Dan itu profil pemuda yang telah mau menahan daripada melampiaskan.
(Aditya Akbar Hakim)