Setelah di Rumania, Joshua ke Malaysia untuk Konferensi Imigran Gelap

MEPNews.id – Joshua Aji Nimpuna, go international. Setelah menyelesaikan pertukaran mahasiswa di Rumania pada Juni 2019, mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) ini terbang ke Malaysia mengikuti konferensi internasional pada 25-28 Agustus 2019.

Konferensi ini bertajuk Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN). Konferensi ini memfasilitasi anak muda yang ingin berkontribusi untuk dunia. Mengangkat isu terkini, selanjutnya fokus sesuai bidang di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam AYIMUN di Malaysia, Joshua menjadi salah satu wakil Indonesia. Ia mendapat tema berfokus pada The International Organization for Migration (IOM). Pembahasan yang ia dapat juga mengerucut pada Masalah Imigran di Laut Mediterania (Boat People in Mediterranean Sea).

Para imigran mencari suaka ke luar negeri, terutama ke Eropa. Akibat permasalahan ketidakstabilan politik, rasisme, dan kesenjangan sosial, mereka terpaksa pergi dari tanah asal. Mayoritas imigran dari Benua Afrika.

Masalah imigran gelap dengan kapal seadanya di Laut Mediterania ini harus segera dituntaskan. Lebih-lebih, yang jadi imigran antara lain anak-anak sehingga perlu segera mendapat dukungan fisik, psikis dan mental.

“Pada konferensi tersebut, saya memberikan saran supaya semua imigran itu diperhatikan. Terutama anak-anak,” ungkapnya.

Mahasiswa asal Kota Batu itu menambahkan, imigran anak-anak perlu dibekali pendidikan yang layak. Dengan pendidikan layak, para imigran mampu bertahan hidup dengan mudah di mana saja.

Joshua berpendapat, pemerintah yang menampung para imigran harus membuat peraturan jelas. Pihak Uni Eropa dituntut memberikan kepedulian berupa produk hukum, karena masih ditemui beberapa kekerasan dan penelantaran para imigran. Jalur laut yang ditempuh para imigran juga perlu mendapat perlindungan dari segala ancaman.

Tidak hanya pendidikan dan perlindungan hukum, Joshua juga memberikan saran kepada IOM antara lain pendampingan psikologis, pelayanan kesehatan, pemberian visa gratis, dan pelatihan kompetensi kerja pada para imigran. Dengan beberapa bantuan itu, akan ada modal bagi para imigran untuk bertahan hidup. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.