MEPNews.id – Yusron Aminulloh, siapa yang tak kenal sosoknya. Pendiri sekaligus master trainer MEP dengan kemampuan multi tasking. Hampir setiap bulan bahkan setiap pekan dirinya bertemu dengan ibu-ibu di berbagai lokasi pelosok negeri ini.
Ia merupakan satu dari sedikit pakar literasi parenting yang dimiliki oleh bangsa ini. Hampir siapa pun yang berkecimpung di area literasi pasti kenal reputasinya, prestasinya, juga kontribusinya bagi dunia baca tulis.
Yang hebat dari sosoknya adalah sisi keteladanan, dan poin ini memang menjadi petaruhan bagi kapasitas, kapabilitas, serta integritas seseorang sekalipun yang bersangkutan telah tersohor sebagai pakar. Namun bila ternyata esensi hidupnya nir teladan, setelah itu pasti khalayak akan kecewa berat. Sebab di situ ternyata ada jurang lebar yang cukup dalam, membuat realitas menjadi tak sama antara yang terlihat dengan yang tidak.
Dan pada diri Yusron, sejauh teropong yang saya amati serta lihat dari dekat. Dirinya memang tokoh berintegritas tinggi, dirinya tipe pribadi yang tak segan dengan lebih banyak melayani dibanding ingin dilayani, dirinya juga tipe senang mendengarkan daripada selalu ingin didengar, dan dirinya pun tipe pribadi yang kerap memberi teladan tak cuma mahir berteori.
Tulisan ini mungkin tidak 100% objektif, tetapi jika para pembaca ingin mencari bukti konkrit tentang kebenaran sekelumit deskripsi pada diri Yusron di atas. Maka saya sarankan Anda untuk melacak rekam jejaknya via Google, ketika kata kunci di mesin pencarian itu Anda tulis kata kunci Yusron Aminulloh, setelah itu lalu amati serta baca setiap beranda yang terpampang di sana.
Bagaimana, tidak sedikit bukan? Sebab ternyata ada begitu banyak tulisan serta apa saja yang berbicara tentang dirinya.
Apalagi semenjak ia memulai merintis kemudiam melebarkan rangkulan tangannya kepada siapa pun yang sudi dirangkul dengan membuka–sekaligus menghadirkan DeDurian Park, di Wonosalam Jombang. Satu destinasi wisata edukasi berbasis literasi.
Praktis sejak saat itu hingga sekarang, ia masih dan akan terus fokus ngeloni DeDurian Park sebagai media menebar banyak manfaat, dari situ, dengan berbekal ribuan pengalaman serta reputasi yang telah melekat pada dirinya menjadikan semua bekal ini punya peran penting bagi progres laju DeDurian Park hingga bisa seperti sekarang, lebih-lebih dengan begitu membanjirnya segala yang berbau ide-ide segar.
Sangat cocok bila sebutan Yusron itu sebagai pabrik ide. Yusron itu juga CEO handal. Dua sebutan ini tentu tidak asal datang. MEP itu adalah bukti dirinya gudang ide. Lalu DeDurian itu merupakan wujud ia figur CEO jempolan.
Khusus untuk konteks DeDurian Park, di situlah ia tengah serta terus mengaktualisasikan ide-ide serta ilmu leadership. DeDurian yang terus berbenah menata setiap jengkal sudut-sudutnya serta setiap spot yang ada membuat progresnya begitu dinamis. Setiap hari, saban minggu, serta di setiap bulannya, DeDurian selalu melakukan perbaikan-perbaikan dengan terus bergerak lalu berubah pada setiap tampilan melalui penataan menuju proses penyempurnaan.
Di sana ada saja ide-ide kreatif hasil kreasinya yang teraktualisasikan ke DeDurian. Tarulah semisal yang paling fenomenal serta unik, dan baru pertama ada di suatu lokasi tempat wisata yang dilengkapi dengan tempat membaca buku berkoleksi ribuan referensi. Area pojok literasi namanya atau kampung literasi mini sebutan lainnya. Wisata edukasi memang telah ada banyak di tempat-tempat lain. Namun tempat wisata yang sekaligus bersinergi dengan konsep edukasi berbasis literasi baru DeDurian Park-lah pioniernya.
DeDurian Park memang layak menyandang predikat selaku pelopor gerakan mendekatkan bacaan melalui tempat wisata. Sehingga area baca bukan sekadar sebagai fasilitas pelengkap semata tetapi menjadi area utama yang menjadi ciri ikonik sebuah lokasi wisata. Dan di DeDurian Park itulah dapat Anda temukan serta nikmati area literasi dalam konteks yang sebenarnya. Bukan sekadar wacana tetapi memang telah nyata ada.
Sekali lagi, semua itu akibat dan hasil ide-ide kreatif sekaligus pemikiran otentik sosok Yusron. Tentu tanpa mengabaikan peran serta pemikiran pihak-pihak lain, khususnya para pendiri DeDurian yang sejak awal telah bersama-sama merumuskan konsep berjamaah demi visi memakmurkan bumi Allah.
Akhirnya, saya sepenuhnya yakin, bila bukan Yusron, maka mustahil DeDurian Park dapat menjadi seperti sekarang serta terus dinamis menata lalu mempercantik tampilan sehingga masyarakat dapat menerima manfaat yang cukup besar atas kehadirannya.
(Aditya Akbar Hakim)