Momentum Idul Adha, Dharma Wanita Kemendikbud Salurkan Sapi Kurban pada Masyarakat Terdampak Tsunami

MEPNews.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Dharma Wanita Persatuan Sekretariat Jenderal Kemendikbud menyalurkan bantuan kepada warga Provinsi Banten, yang terdampak bencana tsunami, dan gempa bumi pada beberapa waktu lalu. Penyaluran bantuan berupa delapan ekor sapi dan enam ekor kambing ini sebagai bentuk berbagi rizki, bertepatan dengan momentum perayaan Idul Adha 1440 H. Demikian disampaikan
Rina Maman Wijaya, pengurus Dharma Wanita Persatuan Sekretariat Jenderal Kemendikbud. “Penyaluran bantuan meliputi tiga titik wilayah di Banten, yaitu Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang; Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, dan; Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, sebagai wilayah pemukiman terdampak Tsunami,” ujar Rina Maman Wijaya saat menyerahkan bantuan kepada warga Desa Padarincang, Serang, Senin (12/8/2019).

Pada kesempatan yang sama, Liliswati, perwakilan penyalur bantuan bagi para korban tsunami menjelaskan, saat ini terdapat sebanyak 248 Kepala Keluarga (KK) yang sudah menempati hunian sementara (huntara) korban tsunami di Kecamatan Labuan. Namun, dikatakannya, gempa yang terjadi beberapa waktu lalu telah memperlambat proses pemulihan desa dan para korban. “Mereka semua orang pantai, otomatis mata pencahariannya nelayan dan perahunya pada pecah karena tsunami, kemudian gempa kemarin rusak lagi. Otomatis tidak ada lagi yang mau melaut, karena masih takut adanya gempa, akhirnya hidup masih mengharapkan bantuan,” jelas Liliswati.

Kondisi terkini, lanjut Liliswati yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karanganyar 1 Kota Tangerang, bantuan berupa pakaian masih sangat dibutuhkan bagi anak-anak sekolah. “Anak sekolah banyak bantuan, namun yang belum itu baju Pramuka. ATK dan baju merah putih sudah mencukupi,” jelasnya. Selanjutnya, Lilis mengakui, penyaluran bantuan telah menyusut bagi para korban. Dia menambahkan, para korban mendapatkan bantuan cukup rutin di bulan Februari lalu, usai gempa di bulan Desember 2018. “Terakhir dapat bantuan pada Desember setelah kejadian, Februari masih banyak. Mulai menyusut lima bulan ke belakang dan beralih ke Palu,” ujarnya. Sehingga, saat ini, kebutuhan beras masih menjadi kebutuhan utama bagi para korban. “Daging sudah banyak, mendapatkan besek, tapi berasnya masih menunggu, belum ada, kami masih mengharapkan untuk itu,” jelasnya. * (GG)

Sumber : Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
www.kemdikbud.go.id

Facebook Comments

Comments are closed.