FK UNAIR Gelar Simposium Internasional Stem Cell sebagai Pengobatan Penyakit Degeneratif

MEPNews.id – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar 1st International Conference and Workshop (ICW) 2019. Acara tersebut bertema “Stem Cell and Tissue Engineering Regenerative Medicine From Basic Science to Clinical Application”.

Simposium diselenggarakan 26-27 Januari 2019 di Hotel Wyndham Surabaya.

Acara dihadiri erwakilan Rektor dan Dekan FK UNAIR, Direktur RSUD Dr. Soetomo, dan  mengundang dua pembicara dari dua kampus internasional. Mereka adalah Prof Ludovic Vallier dari Cambridge
University serta Prof Delvac Oceandy, MD, PhD dari Manchaster University.

Diskusi sesi pertama dipandu dr. Sulis Bayusentono ditemani tiga pembicara, dr Ferdiansyah Mahyudin Yunus SpOT, Dr Asra Al Fauzi SE, MM, SpBS(K), FICS, IFAANS dan Prof Dr Fendik A. Rantam drh.

Ketua pelaksana ICW 2019, Dr Achmad Chusnu Romdhoni, dr SpTHT.,KL(K) menyebutkan, konferensi ini diselenggarakan sebagai upaya FK UNAIR dalam studi pengembangan teknologi stem cell, khususnya untuk mengatasi masalah degeneratif seperti parkinson, stroke, diabetes, dan sebagainya. Bahkan, teknologi stem cell diklaim mampu membantu pertumbuhan tulang
yang diamputasi akibat tumor.

“Degeneratif itu kan permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan pergantian sel. Sel yang  rusak diganti dengan sel baru. Tapi memang ada beberapa sel yang tidak bisa beregenerasi, contohnya sel syaraf. Dengan adanya teknologi baru semacam stem cell ini diharapkan sel-sel tersebut dapat tumbuh kembali,” jelasnya.

Ia menambahkan, hingga saat ini pengaplikasian stem cell sebagai salah satu metode pengobatan di Indonesia belum banyak dilakukan.

“Proses pengobatan menggunakan stem cell di Indonesia belum dikomersilkan. Di RSUD Dr.  Soetomo, iniini ma sebatas studi dan penelitian. Semuanya masih dalam tahap pengawasan. Jika ke depan hasilnya bagus, maka teknologi stem cell bisa diaplikasikan,” imbuhnya.

Di luar negeri, metode penyembuhan menggunakan stem cell atau sel punca telah banyak dikembangkan. Sementara itu di Indonesia, aplikasi stem cell dalam dunia kedokteran masih mengalami sejumlah hambatan maupun tantangan. Antara lain terkait masalah regulasi dan Standarisasi. Bahkan jumlah rumah sakit yang mendapat izin untuk mengembangkan stem cell di
Indonesia masih sangat sedikit.

Dr. Achmad juga tak menampik bahwa pengobatan menggunakan stem cell membutuhkan biaya yang cukup besar. Meski demikian, is optimitis teknologi ini bisa diterapkan Di Indonesia.

Acara ICW yang pertama ini dijadwalkan berlangsung rutin setiap tahun untuk memperluas cakrawala pengetahuan.

Facebook Comments

Comments are closed.