Apa Benar Mengunyah Permen Karet Bisa Membantu Mengingat saat Ujian?

Oleh: Esti D. Purwitasari

mepnews.id – Menjelang ujian semester, saya sempat nguping obrolan beberapa anak yang tampaknya sedang belajar kelompok.

Micah: Ed, aku koq nggak ngerti juga soal ini. Kamu ngerti, ya?

Edi: Ya, aku harus belajar ekstra banyak biar ngerti.

Micah: Bagaimana ya caranya agar ini cepat diingat saat ujian? Sekarang aku hafal, bisa jadi nanti saat ujian aku malah blank.

Edi: Coba kau minta resepnya pada Lydia. Dia kan yang paling gampang inget materi saat ujian.

Micah: Lyd, bantu aku dong. Bagaimana caranya mudah ingat materi pelajaran saat ujian?

Lydia (sambil mengunyah); Nih, permen karet!

……………

Ah, yang benar aja! Memang permen karet bisa bikin kita lebih cerdas? Pembaca yang budiman, tentu saja tidak begitu. Permen karet tidak mengandung apa-apa yang membuat otak kita jadi gampang mengingat. Tapi, konteks mengunyahnya.

Coba saja Anda mengunyah permen karet saat belajar. Nikmati rasanya, aromanya, teksturnya, dan lain-lain. Lalu, saat ujian di waktu dan tempat berbeda, Anda bisa lebih mudah mengingat saat makan permen karet. Rasa, aroma, dan tekstur permen karet merangsang otak untuk menggali informasi yang Anda telah tanamkan saat belajar.

Dalam psikologi, fenomena ini terkait dengan apa yang biasa disebut sebagai ‘context-dependent memory‘. Kinerja memori akan meningkat jika kita berada dalam konteks yang sama. Meski beda tempat, waktu dan aktivitas, menguyah permen karet bisa memberi konteks yang sama untuk merangsang bangkitnya memori.

Secara fisik, aktivitas mengunyah permen karet juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak sehingga Anda lebih bisa meningkatkan konsentrasi yang selanjutnya membantu membangkitkan kembali memori. Aroma, rasa, tekstur permen karet serta tindakan mengunyahnya dapat berfungsi sebagai isyarat halus bagi neuron yang memicu jalur memori di otak untuk menghubungkan lingkungan ujian dengan lingkungan saat belajar di rumah.

Meski demikian, bukan berarti ada hubungan langsung antara permen karet dengan menjadi pintar saat ujian. Ada sejumlah penelitian tidak cukup mendukung hubungan itu. Hanya orang-orang dengan syarat tertentu yang bisa.

Meski tanpa permen karet, context-dependent memory juga bisa dibangkitkan dengan metode lain. Antara lain dengan teknik anchoring yang biasa dipakai praktisi Neuro Lingustic Programming (NLP).

Mengunyah permen karet pun bukan metode yang dijamin untuk lulus ujian. Bahkan, Micah mendapat teguran gurunya karena mengunyah permen karet saat ujian. Lebih-lebih, yang dikunyah itu berpotensi jadi sampah yang merepotkan.

Facebook Comments

Comments are closed.