Ketika Catatan 60 Sahabat Jadi Kado Ultah ke-60

mepnews.id – Apa manfaat buku? Banyaaaak. Salah satunya, untuk kado ulang tahun.

Ya, itu lah yang dialami Yusron Aminulloh. Aktivis literasi sekaligus CEO DeDurian Park Group itu merayakan ulang tahun ke-60 dengan launching buku. Buku berisi 60 catatan sahabatnya itu berjudul ‘Yusron Aminulloh Bergerak Menebar Energi.’

Launching buku itu, serta re-launching tiga buku lainnya digelar di Garden Palace Surabaya pada 25 Januari 2024 sesuai kelahirannya. Acara dihadiri sekitar 300 undangan dari unsur keluarga, aktivis literasi, akademisi, jurnalis, kalangan bisnis, hingga sejumlah organisasi.

Saat launching, juga dilakukan bedah buku. Moderatornya, Bambang Prakoso dosen Universitas Wijaya Kusuma yang juga ketua Yayasan IQRO Semesta. Pembedahnya, D. Zawawi Imron budayawan dari Madura, GolAGong penulis yang juga Duta Baca Nasional, Prof Suparto Wijoyo dari Universitas Airlangga, dan Ismail Nachu penasihat Ikatan Saudagar Muslim Jatim.

Buku itu dicetak horizontal dengan kertas tebal full-color. Diterbitkan oleh IQRO Semesta Press, buku ini hanya dibagi-bagikan. Selain dibagikan pada teman dan kolega, buku ini juga dijadikan deposit Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah Jawa Timur, dan Perpustakaan Universitas Airlangga.

Meski isinya terfokus ke sosok Yusron Aminulloh yang punya hajat ulang tahun, buku ini bukan biografi atau otobiografi. Materi buku berupa catatan yang dibuat oleh 60 penulis. Masing-masing penulis memberikan ulasan tentang Yusron Aminulloh. Bahkan, ada yang dalam bentuk gambar karikatur.

Dalam ketebalan 203 halaman, seluruh materi itu dibagi oleh editor ke dalam tujuh frame. Pertama, tulisan dari sahabat akademisi; guru besar dan dosen. Kedua, tulisan dari sahabat para kiai dan ustadz. Ketiga, dari sahabat jurnalis. Keempat, dari sahabat saudagar. Kelima, dari sahabat kehidupan. Keenam, Yusron di mata keluarga. Terakhir, rekaman foto-foto berbagai aktivitas.

Spirit dari buku ini ada di halaman 7. Di situ ada foto dua orang tua Yusron, yakni ayah (alm.) Muhammad dan ibu (alm.) Hj Halimah. Wasiat yang tertulis di situ adalah; “Nak, kalau kau susah, datangi yang lebih susah. Kalau kau sedang sulit ekonomi, perbanyak amal, kasih sisa uangmu pada orang yang membutuhkan. Kalau bathinmu ingin tenang, temani orang kecil, jenguk orang sakit, ikuti pemakaman.”

Sementara, tulisan para sahabat sangat beragam sesuai dengan pengalaman dan pengamatan masing-masing. Banyak yang serius, banyak yang levelnya tak bisa dibayangkan. Tapi, ada juga yang memberikan catatan sederhana dan lucu. Misalnya, catatan Profesor Raditya Sukmana.

Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga ini justru bercerita tentang susahnya melacak orang yang mewakafkan tanahnya di Jombang. Orangnya tidak bisa dihubungi via telepon dan cara-cara lainnya. Satu-satunya petunjuk cuma surat tanah yang menunjukkan kecamatan lokasinya.

Saat Prof Raditya mengontak Yusron, didapat jawaban, “Siap. Jangan khawatir, rekanan lokal pasti kita temukan.” Maka, dia dengan yakin berangkat dari Surabaya ke Jombang. Entah bagaimana caranya, Yusron dengan jejaringnya bisa menemukan mitra lokal yang mewakafkan tanah itu.

Facebook Comments

Comments are closed.