Olahraga Juga Bisa Menyehatkan Otak

Oleh: Esti D. Purwitasari

mepnews.idMen sana in corpore sano. Istilah ini dipetik dari Satire X karya Juvenal penyair Romawi Kuno sekitar abad ke-2 Masehi. Maknanya kira-kira; pikiran yang sehat itu ada di dalam tubuh yang sehat.

Kalau dianggap ‘otak’ sebagai sentra ‘pikiran’ maka ungkapan 19 abad lalu itu semakin terbukti lewat sejumlah penelitian ilmiah. Kajian terbaru disampaikan tim peneliti klinis dari Brain Health Center, Pacific Neuroscience Institute, di Providence Saint John’s Health Center, kota Santa Monica, California, Amerika Serikat.

Pembaca yang budiman, hasil penelitian ini semakin mengungkap hubungan menarik antara olahraga teratur dan kesehatan otak. Penelitian ini juga melibatkan pemindaian otak MRI atas 10.125 orang di pusat pencitraan Prenuvo.

Hasil penelitian terakhir ini menunjukkan, bergerak aktif secara fisik berkaitan dengan peningkatan ukuran area otak yang penting untuk memori dan pembelajaran. Peserta penelitian yang rutin melakukan aktivitas fisik, antara lain berjalan kaki, berlari, atau berolahraga, memiliki volume otak lebih besar di area-area penting. Area ini termasuk materi abu-abu yang membantu pemrosesan informasi, dan materi putih yang menghubungkan berbagai wilayah otak, serta hipokampus yang penting untuk memori.

Yuk, simak ulasan Cyrus A. Raji MD peneliti utama. “Penelitian kami mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa bergerak aktif secara fisik itu juga baik untuk otak. Olahraga tidak hanya menurunkan risiko demensia tetapi juga membantu menjaga ukuran otak. Ukuran otak ini sangat penting seiring bertambahnya usia kita.”

Aktivitas fisik tingkat sedang, seperti berjalan kurang dari 4.000 langkah sehari, sudah cukup untuk memberikan efek positif pada kesehatan otak. Banyak yang menyarankan 10.000 langkah sehari. Tapi, 4.000 langkah saja juga berefek sama pada otak dan  yang lebih mudah dicapai banyak orang. Aktivitas fisik yang teratur berkaitan dengan volume otak yang lebih besar sehingga menunjukkan manfaat perlindungan saraf.

Sebagai perbandingan, Studi Lancet pada tahun 2020 menemukan 12 faktor risiko yang dapat dimodifikasi meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Banyak secara teratur bisa mengurangi faktor risiko ini. Pembakaran kalori dari aktivitas waktu luang ternyata berpengaruh pada perbaikan struktur otak.

Jika ditambahkan pada penelitian lain mengenai peran pola makan, pengurangan stres dan hubungan sosial, penelitian tentang gerak fisik ini menambah manfaat bagi pemahaman tentang faktor-faktor non-obat yang dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer secara substansial.

Nah, agar otak kita tidak cepat loyo, ayo tetap aktif secara fisik. Selain menyegarkan tubuh, olah fisik juga menjaga otak kita tetap sehat. Bisa dengan banyak jalan kaki setiap hari atau melakukan olahraga favorit. Pendekanya, aktivitas fisik secara teratur dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan otak kita.

Facebook Comments

Comments are closed.