Hujan Perdana Sejukkan LDKS SMAN 1 Kembangbahu

mepnews.id – “Sebelum berangkat, saya bayangkan bisa hujan-hujanan,” begitu harapan Tiara Eka Sulistiawati, pengurus OSIS SMAN 1 Kembangbahu Lamongan yang mengikuti LDKS di DeDurian Park di Wonosalam, Jombang, pada 3-4 November 2023.

Ya, Kawasan di sekitar sekolah dan tempat tinggalnya memang masih musim kemarau. Boleh dikata, masih di ujung kemarau yang suhunya lumayan terik hingga 38o C. Suasananya panas saat siang dan gerah saat malam.

Sesaat setelah 50 pengurus OSIS dan 14 pendamping serta sejumlah guru tiba di lokasi, hujan pun turun lebat disertai angin kencang dan sesekali petir. Namun, bayangan Tiara tidak terwujud. Saat hujan sekitar pukul 14.00-15.00, ia bersama teman-teman berada di dalam ruang Bido Hall untuk menyimak materi pelatihan.

Dalam pelatihan leadership itu, pemateri tidak hanya memberi wawasan tentang kepemimpinan tapi juga memberi bonus latihan public speaking. Satu persatu peserta digiring untuk berani tampil bicara dengan mic di depan teman-temannya sendiri.

Begitu juga saat penyampaian materi berupa games untuk kompetisi, kerjasama tim, pemecahan masalah, dan innovative change. Dalam berbagai kesempatan, pemateri meminta peserta untuk berbicara mengkaji makna yang bisa diambil dari masing-masing tema games.

Keesokan paginya, Tiara dan peserta lain baru betul-betul bisa menikmati sisa hujan deras perdana di punggung Gunung Anjasmoro. Saat trekking mengelilingi kebun DeDurian Park, mereka berkesempatan menikmati aroma petikor, humus basah, hingga tanah yang lengket di sepatu.

“Seru,” kata Tiara. “Saya mendapat pengalaman baru. Saat berjalan melintasi kawasan hutan pinus, saya menemukan buah berjatuhan. Saya senang melihat dan memegang buah pinus, karena sebelumnya tidak pernah. Lihatnya juga hanya di film animasi Marsha and The Bear.”

Chikita Muldiana Putri, peserta yang lain, juga sependapat. Ia sangat terkesan saat jelajah medan yang agak lembab setelah hujan lebat 14 jam sebelumnya. “Saya bisa observasi pemandangan dari atas, menikmati jalan-jalan basah, dan melihat pohon pinus.”

Materi leadership, public speaking, teamwork, dan focus, juga secara tidak langsung diajarkan saat fun games. Peserta dibagi ke dalam empat kelompok yang masing-masing dipimpin seorang leader. Dalam setiap games, peserta diminta follow the leader alias mengikuti apa pun yang dilakukan pemimpinnya. Bahkan, ‘hukuman’ yang diberikan pada peserta yang ‘gagal’ adalah mengucapkan kata-kata bersyair “Kepala digaruk, kelapa diparut” lima kali.

Kemudian, peserta mendapat tantangan menghadapi rasa takut lewat flying fox. Umumnya peserta tidak takut tapi malah enjoy. Namun, ada tujuh putri yang mengaku takut karena fobia ketinggian, pernah dilarang orang tua, dan belum pernah mencoba. Sementara, sejumlah lainnya juga takut-takut tapi tidak mengungkapkan secara langsung.

Tim trainer segera memberikan penjelasan tentang keamanan permainan ini, serta memberikan teknik-teknik untuk mengatasi rasa takut. Akhirnya, semua peserta bisa menikmati terbang dengan tali sambal berteriak kencang.

Halimatus Sa’diyah SS MPd, Waka Kurikulum yang mendampingi peserta, memaparkan tujuan LDKS. “Setelah membentuk kepengurusan baru OSIS, kami ingin membekali mereka untuk jadi pemimpin. Ketika anak-anak dituturi oleh orang baru, wawasan mereka tentu bertambah. Kalau hanya kami yang nuturi, mungkin ya isinya itu-itu saja. Jika mendapat wawasan dari orang luar sekolah, pengalaman mereka jadi lebih banyak.”

Ia mengaku senang karena para peserta mendapatkan suasana baru. Lebih-lebih, saat melihat banyak mentor yang mengenakan jas almamater Universitas Airlangga. Ia berharap anak-anak turut termotivasi melanjutkan pendidikan lebih tinggi.

Facebook Comments

Comments are closed.