Oleh: Galang Putra Dealova
mepnews.id – Pulau tak berpenghuni ini terletak di Selat Bali, tapi masuk administrasi Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Walau luas Pulau Tabuhan hanya 5,3 hektare, tapi pantainya memiliki keindahan luar biasa! Pada bagian tengah pulau terdapat pohon-pohon hijau yang subur dikelilingi pasir putih di sepanjang pantai. Air laut bergradasi biru muda dengan hijau muda menjadi daya tarik tersendiri.
Untuk sampai di Pulau Tabuhan, akses satu-satunya adalah menyeberang menggunakan boat (perahu) milik travel wisata yang telah mendapat izin resmi untuk membawa wisatawan ke Pulau Tabuhan. Saya pun mencoba petualangan laut ini.
Perjalanan menuju Pulau Tabuhan dimulai dari dermaga pantai Grand Watu Dodol (GWD). Untuk ke Pulau Tabuhan, direkomendasikan pagi hari saat ombak masih tenang. Sebelum naik ke atas boat, saya diarahkan menggunakan pelampung untuk menjaga keselamatan. Tidak lupa, berdoa. Ini agar perjalanan lancar dan menyenangkan.
Setelah semua siap, pukul 06.50 perahu meluncur ke Pulau Tabuhan. Menempuh jarak 7 km, saya dapat menikmati pemandangan dari atas boat. Dari kejauhan, tampak kapal laut besar sedang berlayar. Hal ini membuat pemandangan lautan tidak terasa kosong dan membosankan.
Matahari yang baru terbit, deru mesin kapal laut, dan sepoi angin lautan, membuat saya merasa perjalanan cepat. Saya masih ingin menikmati perjalanan lebih lama di atas boat. Namun, saat menengok ke bawah, saya bisa melihat dasar laut yang semakin jelas ketika mendekati Pulau Tabuhan. Terumbu karang, rumput laut, hingga bintang laut dapat saya lihat dengan mudah berkat jernihnya air laut.
Pukul 7.30, saya tiba di Pulau Tabuhan. “Wow!” Bagaimana tidak? Ini seperti surga! Saya masih tidak menyangka bisa melihat air sejernih ini.
Tak berpikir terlalu lama, kami mendirikan dua tenda untuk beristirahat dan mengamankan barang bawaan. Setelah istirahat sejenak, sungguh disayangkan jika tidak mencoba menjelajahi pulau indah ini.
Tidak hanya bersantai di tenda, cara untuk menikmati Pulau Tabuhan adalah duduk di pasir laut beralaskan tikar. Agar hemat, kami membawa alat pemanggang (grill) serta bahan makanan untuk makan bersama. Eh, ternyata di pulau tanpa penghuni ini ada warung loh! Jadi, jika tidak membawa makanan, kita bisa membeli di warung tersebut.
Perairan di sekitar Pulau Tabuhan jernih dan relatif tenang. Maka, daya tarik utama Pulau Tabuhan ini adalah snorkeling. Tapi sebelumnya kita wajib memantau ombak laut. Jika ombak tenang, kita bisa menyelam dengan aman.
Untuk menuju lokasi snorkeling, kita harus naik boat lagi sedikit menjauh dari pulau. Tujuannya agar bisa menyelam di permukaan laut yang luas.
Eits, jangan takut jika kalian tidak bisa nyemplung. Pemandu wisata menyediakan alat snorkeling yakni scuba diving mask dan pelampung. Jadi kalian tidak perlu takut tenggelam!
Namun, jika tidak terbiasa, kita bisa saja mengalami kesulitan bernapas menggunakan scuba diving mask. Kita harus bernapas dengan mulut lewat pipa snorkel, karena lubang hidung tertutup mask. Kita harus naik ke permukaan dan mengambil napas melalui mulut. Jadi, selama menyelam, harus bisa menahan napas.
Pelampung yang membantu kita mengambang juga membuat pergerakan terhambat. Saya merasa susah bergerak, justru ingin lepas pelampung untuk berenang lebih bebas. Namun, meski saya bisa berenang, pemandu wisata menyarankan penggunaan pelampung. “Jika tidak terbiasa berenang di laut atau masih ragu, sebaiknya tetap menggunakan pelampung,” katanya.
Setelah bersiap dengan pelampung dan scuba diving mask, langsung saja terjun ke laut!
Memang benar, rasanya segar sekali. Tenangnya suasana di tengah laut membuat hati terasa damai. Penampakan di bawah permukaan laut sungguh indah dan menakjubkan. Cantiknya berbagai macam ikan berwarna-warni, berbagai bentuk terumbu karang, hingga bersihnya lautan dari sampah dan kotoran, menyempurnakan keindahan Pulau Tabuhan.
Tak hanya itu, pemandu wisata menyediakan fasilitas foto menggunakan GoPro sehingga kami bisa mengabadikan moment ketika berada di dalam laut. Saya bisa mendapatkan video ketika sedang menyelam, atau berfoto di dalam laut.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Pukul 9.30, maka saatnya kami kembali ke pulau dan mempersiapkan makan siang.
Sesampai di darat, saya lihat beberapa wisatawan berenang di pinggir pantai. Wah, pemandu wisata tidak merekomendasikan berenang di situ karena banyak hewan landak laut atau bulu babi. Jika tidak berhati-hati, perenang bisa terluka kena tusukan duri bulu babi. Kulit yang tersengat akan memerah, dan bisa saja membengkak berwarna biru kehitaman. Jadi, jika datang ke suatu tempat yang asing, keberadaan pemandu sangat membantu kita agar perjalanan aman.
Selagi masih di Pulau Tabuhan, silakan menjelajah sembari mencari spot foto bagus untuk di-upload di media sosial. Ternyata, bagian tengah pulau yang penuh tumbuhan hijau ini juga nyaman untuk disinggahi loh! Pohon-pohonnya tinggi sehingga cukup melindungi kita dari paparan sinar matahari. Jika hanya di bibir pantai, saya betul-betul merasakan panasnya sinar matahari!
Bagaimana dengan akses internet? Selama di Pulau Tabuhan, saya cukup lancar menggunakan Instagram dan WhatsApp untuk menggungah foto, video, hingga melakukan Video Call. Dapat disimpulkan, jaringan internet sudah cukup untuk mengakses beberapa media sosial. Jadi tak perlu takut kehilangan komunikasi dengan teman, kerabat, atau keluarga.
Namun, saya melihat banyak sampah di pinggir pantai bagian lain. Sayang sekali. Ada botol plastik, sandal, botol kaleng, hingga botol kaca. Tentu ini merusak pemandangan yang indah. Semoga saja ke depan pulau ini bisa menjadi lebih bersih. Kita sebagai wisatawan harus ikut menjaga kebersihan di setiap tempat yang kita kunjungi.
Pulau Tabuhan memang indah. Bagaikan surga tersembunyi yang menjadi salah satu kekayaan pariwisata Banyuwangi. Pulau ini bisa menjadi tempat healing yang sesungguhnya. Healing untuk mengembalikan suasana mental yang awalnya lelah menjadi lebih bersemangat. Nah, Pulau Tabuhan punya vibes yang tepat untuk tujuan itu. Berlibur di sini memang butuh akses dan biaya khusus. Namun, itu semua sepadan dengan keindahan yang kita nikmati.
Seiring program Banyuwangi Rebound yang dicanangkan Bupati, Pulau Tabuhan sedang digarap betul. Didik Indra Pratama, CEO perjalanan wisata Yuk Banyuwangi yang fokus menangani wisata Pulau Tabuhan, mengungkapkan saat ini Pemerintah Kabupaten menyiapkan pengembangan fasilitas agar menjadi gaya baru dalam berwisata. Ke depan, setiap destinasi memiliki tema tersendiri untuk menjaga kualitas lingkungan dan jumlah wisatawan lebih terkendali. Tema masing-masing destinasi akan jadi pembeda. Dengan adanya tema ini, setiap destinasi akan memberikan story, pengalaman, dan kesan yang berbeda-beda. Pulau Tabuhan sendiri akan mewakili tema Ekowisata Bahari non Buatan.
Dengan adanya pengembangan fasilitas, tentu membuat saya tidak sabar untuk kembali ke Pulau Tabuhan. Banyuwangi kaya akan seni, budaya dan pariwisatanya. Gunung, pantai, hutan, semuanya bisa kita telusuri untuk menikmati keindahannya. Kenapa harus ke luar negeri jika surga tersembunyi itu ada di Banyuwangi?
Yuk liburan ke negeri sendiri agar masing-masing destinasi wisata kita bisa segera pulih mencapai tingkat kunjungan seperti sebelum pandemi.
- Penulis adalah siswa kelas 8D SMPN 1 Banyuwangi.
Baca ulasan ini, jadi ingin kembali ke Pulau Tabuhan yang sangat indah..
👏👏