mepnews.id – Bertempat di Balai Pertemuan Kelompok Ternak Kedung Gondang, Desa Jono, Kecamatan Temayang di Kabupaten Bojonegoro, BPD dan BUMDes Desa Pacul melakukan Peningkatan Kapasitas dan Study Banding.
Acara dua hari sejak 16 Januari 2022 itu dalam upaya meningkatkan kualitas keilmuan sekaligus sebagai upaya menggali informasi terkait segala hal yang bisa diterapkan di Desa Pacul. Terutama dalam sektor pengembangan peternakan kambing dan sapi.
Wagimin, kepala Desa Pacul, dalam sambutannya menyampaikan ia cukup mengapresiasi apa yang dilakukan BPD.
Mariyanto, ketua kelompok tani Kedung Gondang, selalu nara sumber pertama, menyampaikan usaha keras untuk mencapai keberhasilan sebagai juara 1 tingkat propinsi dalam peternakan sapi, dan juara 2 nasional LHK managemen pengelolaan tahun 2021 oleh BI.
“Ini semua bukanlah tiba-tiba, melainkan perjuangan panjang sejak 2013,” tegasnya.
Kelompok peternak Kedung Gondang awalnya hanya 20 orang, lali berkembang 61 orang. Hari ini berdiri lima lokasi dengan lima kelompok ternak.
“Prinsipnya, harus dilakukan dengan kesungguhan dan ketekunan. Tunjukkan apa yang dapat kita lakukan,” begitu katanya.
Ia menambahkan, hari ini kelompok ternak Kedung Gondang mampu mengembangkan sektor lain, seperti pengolahan limbah dan kotoran ternak sebagai pupuk organik. Juga ada home industry pengolahan hasil pertanian sebagai makanan khas Bojonegoro; kripik singkong, olahan jagung, dan lainnya. Tempat ini juga sebagai pusat studi mahasiswa di beberapa perguruan tinggi seperti UGM dan UNIBRAW, serta pusat edukadi seni tradisional krawitan.
Di ahir paparannya, ia berharap BPD dan BUMdes Pacul Bojonegoro bisa melakukan inovasi yang sesuai dengan kondisi desa.
Edi Prayitno, tenaga ahli kabupaten sebagai nara sumber kedua, menyampaikan pentingnya BPD dalam menentukan arah desa. Termasuk dalam merumuskan RPJMdes 6 tahun, RKP desa, dan APBDesa serta mengawsal pelaksanaan anggaran desa. “Sehingga fungsinya tidak sekedar budgeting tetapi juga controlling,” kata Edi.
Imam Muktoni, selalu pendamping desa sebagai pemateri ketiga, menyampaikan perlunya BPD memahami regulasi desa agar mampu menetapkan skala prioritas dan non peritas, dengan tetap menjaring aspirasi masyarakat.
Hasan, selaku pendamping desa, berharap ke depan BUMdes dengan reguladi baru, mampu melakukan inovasi untuk mengembangkan sektor yang sudah ada. Antara lain; pertokoan, sibel/pengairan pertanian, catering, lapangan olahraga, sambil merintis unit baru yang mampu mendongkrak pendapatan desa.
Di ahir kegiatan, Hamdani ketua BPD desa Pacul menyampaikan, kegiatan ini dilakukan untuk bagaimana desa Pacul yang saat ini menyandang status desa maju menjadi desa mandiri.
Pendapat itu diamini oleh Eko Supriyanto selaku ketua BUMdesa Pacul.
Sebagai acara tambahan, seluruh peserta studi banding Desa Pacul diantar kelompok peternak Kedung Gondang melihat secara langsung proses pemeliharaan ternahk dan pengolahan limbah menjadi pupuk organik dan gas.
(M. Yazid Mar’i)