mepnews.id – Berhasil menciptakan 10 mesin cetak Braille, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkomitmen memberikan akses ke seluruh penjuru Indonesia. Berdasarkan usulan dan permintaan dari Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), tim Riset Braille ITS menyumbangkan inovasinya serta memberikan pelatihan operasional kepada Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu 9 Oktober 2021.
Ketua Tim Riset Braille ITS, Dr Tri Arief Sardjono ST MT, menyebutkan mesin cetak Braille ini sudah dikembangkan sejak 2012 dan merupakan modifikasi dari alat yang sama dari Norwegia. Hasil modifikasi tim ITS mampu mencetak 400 karakter Braille per detik dari yang sebelumnya hanya bisa mencetak 200 karakter Braille per detik. “Pada versi ini juga disediakan fitur suara, sehingga teman-teman yang tunanetra bisa mengoperasikan mesin ini juga,” ujarnya.
Selain melakukan serah terima, ITS juga memberikan pelatihan standard operational procedure (SOP) dalam mengoperasikan mesin cetak Braille. Pelatihan diberikan kepada tenaga didik SLBN 1 Palangka Raya agar bisa mengoperasikan, merawat, serta memperbaiki mesin garapan ITS dan Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) ini.
Dengan pelatihan teknis, akan dipilih beberapa perwakilan dari SLBN 1 Palangka Raya untuk hadir ke Surabaya. Perwakilan tersebut dilatih melakukan beberapa perawatan ringan pada mesin cetak Braille, serta dibuatkan program khusus untuk melakukan perawatan berat. “Jadi, untuk permasalahan lebih serius pada mesin, akan ada pelatihan khusus,” tambah Tri.
Dosen Departemen Teknik Biomedik ITS ini menjelaskan, SLBN 1 Palangka Raya diberi bantuan karena adanya kebutuhan serta permintaan dari pihak sekolah. Usulan dari pihak sekolah kemudian disampaikan Direktorat PMPK hingga sampai kepada ITS.
Kepala SLBN 1 Palangka Raya, Jambi D Nudin SPd MPd, sangat mengapresiasi sumbangan dari ITS dan Direktorat PMPK ini. Tak hanya pihak sekolah, namun masyarakat sekitar bisa menerima manfaatnya.
Sebelumnya, SLBN 1 Palangka Raya mendapatkan bahan ajaran serta buku pelajaran untuk penyandang tunanetra melalui bantuan direktorat dan kiriman dari kabupaten lain. “Mesin ini bisa digunakan untuk keperluan pemberkasan juga bagi para penyandang tunanetra,” imbuhnya.
Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS, Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD, menambahkan, selain mesin cetak Braille, ITS juga sedang mengembangkan beberapa assistive technology lainnya. Antara lain kaki dan tangan bionik, alat bantu pendengaran, serta perkembangan media belajar untuk anak-anak autis. “Ini dilakukan untuk mengakomodir serta memberikan fasilitas kepada masyarakat disabilitas,” tuturnya.
Dengan disumbangkannya mesin ini, SLBN 1 Palangka Raya bisa menjadi pusat cetak Braille untuk daerah sekitar. Sehingga segala keperluan percetakan berkas Braille bisa dilakukan di satu tempat untuk satu daerah. “Tujuannya yang memiliki mesin ini bisa jadi braille books provider, publisher, perpustakaan, serta training center mesin cetak Braille,” pungkasnya. (HUMAS ITS)