MEPNews.id – Pelaksanaan ibadah kurban Idul Adha 1441 H diwarnai kecemasan masyarakat. Tidak sedikit yang was-was terpapar virus penyebab COVID-19 dari hewan kurban. Sejatinya, resiko penularan COVID-19 melalui hewan sangat kecil.
Hal itu ditegaskan Prof Dr Suwarno drh MSi, dalam Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR bertajuk Pelatihan Pembuatan Disinfektan Untuk Menetralkan Pencemaran Coronavirus Pada Pemotongan Hewan Qurban 1441 H Bagi Para Takmir Se-Kota Surabaya, Minggu 19 Juli 2020.
“Hewan tidak berisiko tertular atau menularkan virus Corona dari orang yang terkena COVID-19. Yang berbahaya itu penularan dari orang yang terkena COVID-19,” terangnya dalam acara yang diikuti lebih dari 160 takmir dari berbagai kota di Indonesia itu.
Pada dasarnya, struktur sel hewan tidak cocok dengan reseptor virus Corona. “Sel pada manusia cocok dengan reseptor COVID-19. Namun, sel hewan berbeda. Ini yang menyebabkan COVID-19 tidak dapat menular ke hewan,” jelas Dosen FKH UNAIR itu.
Dia menekankan, hewan kurban tidak memungkinkan menjadi perantara penularan COVID-19. Yang perlu diwaspadai adalah penularan dari manusia ke manusia. Maka dari itu, pelaksanaan kurban harus menerapkan prokotol kesehatan.
“Tidak ada penularan COVID-19 dari manusia ke hewan, atau sebaliknya. Yang ada penularan dari manusia ke manusia. Untuk menghindari ini, kita harus menggunakan APD dan menerapkan protokol kesehatan. Panitia kurban harus benar-benar selektif dalam hal ini,” tandasnya.
Ketua Departemen Klinik Veteriner FKH UNAIR, Prof Dr Wiwik Misaco Yuniarti drh MKes melontarkan pernyataan serupa. Menurut dia, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa hewan menjadi sumber infeksi COVID-19 pada manusia.
Meski tidak memiliki resiko menularkan COVID-19, Wiwik berpesan pelaksanaan kurban harus menjaga protokol kesehatan. Terutama bagi penjual, pemotong, dan pemroses hewan qurban serta pendistribusi daging.
“Segala hal mulai dari limbah, proses penyembelihan, pemotongan, hingga pengantaran, harus diperlakukan berbeda dengan tahun sebelumnya. Pelaksaannya kali ini harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata dia.
Pada intinya, hal-hal yang harus diperhatikan adalah selalu melakukan physical distancing dan personal hygiene. Panitia kurban harus menerapkan higiene dan sanitasi di tempat penjualan maupun di tempat pemotongan, serta melakukan pemeriksaan kesehatan awal, antara lain cek suhu kepada setiap panitia.
“Marilah kita bersama-sama menaati semua peraturan agar dapat melakukan aktivitas Idul Adha dengan tenang, khitmad, dan aman,” pesan Wiwik. (PIH UNAIR)