MEPNews.id – Penerapan protokol kesehatan, termasuk pelaksanaan Rapid Test, saat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Airlangga, diapresiasi peserta ujian.
Pelaksanaan UTBK – SBMPTN Tahap I ini berlangsung hingga 14 Juli. Serangkaian alat pelindung diri disiapkan Panitia UTBK Unair kepada para peserta agar proses ujian lancar. Unair juga menyediakan Rapid Test gratis bagi peserta UTBK Unair untuk mencegah penularan COVID-19 di antara peserta.
Tahapan screening kesehatan juga diterbitkan Walikota Surabaya Tri Risma Harini yang mewajibkan peserta ujian menunjukkan hasil non reaktif Rapid Test atau negatif PCR SWAB.
Nur Lailatul Fitriyah Abidin, salah seorang peserta UTBK Unair 2020, mengaku pelaksanaan ujian di Unair berjalan lancar. Ia mengapresiasi kesigapan Unair menjalankan protokol kesehatan bagi peserta UTBK. “Sistemnya juga teratur dan tertib sehingga memudahkan peserta mengikuti ujian,” ungkapnya, Rabu (8/7).
Sebelum UTBK dimulai, panitia mengarahkannya menjalankan protokol kesehatan. Antara lain; mencuci tangan, menjaga jarak aman, cek suhu tubuh, saat masuk ruangan wajib menggunakan masker, sarung tangan, dan menggunakan hand sanitizer. Jika tidak membawa alat kesehatan tersebut, panitia menyediakan alat kesehatan bagi peserta UTBK.
Peserta asal SMAS Al-Multazam Mojokerto ini juga mengapresiasi Rapid Test gratis bagi para peserta. Menurutnya, ini sangat memudahkan peserta yang belum melakukan Rapid Test, padahal surat Rapid Test menjadi salah satu syarat wajib mengikuti UTBK. “Sebelum masuk ruangan, peserta harus menunjukkan hasil Rapid Test. Jika belum punya, peserta diarahkan untuk tes gratis,” sambungnya.
Salsa Oktavia Dwi Puspitasari, peserta lainnya, menyebut pelaksanaan UTBK Unair sangat mematuhi protokol kesehatan. “Sudah baik, terutama dalam mematuhi protokol kesehatan. Para peserta sangat terbantu dengan kesiapan Unair dalam UTBK tahun ini,” katanya.
Pelaksanaan UTBK di Unair kali ini sangat berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Selain harus menjalankan protokol kesehatan, para peserta juga wajib menunjukkan hasil Rapid Test untuk mencegah penularan COVID-19.
Peserta yang tidak bisa mengikuti ujian karena suhu tubuhnya tidak memenuhi syarat, atau hasil Rapid Test-nya reaktif, tetap dapat mengikuti ujian tahap II yang dilaksanakan 20-29 Juli 2020.
Daffa Dzaki, misalnya, harus mengikuti ujian tahap II karena hasil Rapid Test menunjukkan ia reaktif. Peserta UTBK ini awalnya melakukan Rapid Test di Kampus B Unair pada Selasa (7/7) pukul 08.20. Namun, terjadi perubahan hasil dari nonreaktif menjadi reaktif. Setelah menunggu hasil Rapid Test 30 menit, hasil Rapid Test yang awalnya nonreaktif tersebut berubah menjadi reaktif.
Meski jarang terjadi, Daffa Dzaki harus menerima hasil tersebut dan menunda ujian ke tahap II. Pihak Unair menyebutkan, penundaan ujian dilakukan untuk melindungi Daffa Dzaki agar dalam kondisi sehat saat melaksanakan UTBK 2020. Pihak UNAIR juga telah bertemu dengan orang tua Daffa Dzaki.
“Prinsipnya, panitia dan keluarga sangat mendukung agar Daffa bisa mengikuti ujian UTBK tahap kedua,” ujar Ketua Panitia UTBK Pusat Universitas Airlangga, Prof Junaidi Khotib.
Ia menjelaskan, segala keputusan panitia dilakukan berdasarkan prosedur protokol pencegahan COVID-19 dan aturan yang dikeluarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Unair terus memaksimalkan upaya pemenuhan pelaksanaan protokol kesehatan dalam UTBK tahun ini di seluruh lokasi pusat UTBK Unair. Seluruhnya didasarkan pada asas-asas protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. (PIH Unair)