#1 Anak Mencoret Tembok, Berkreasi atau Mengotori?

Oleh: Faidatur Robiah

MEPNews.id – “Haduuuhhhh….” Seorang ibu berteriak kepada anaknya. Dia terkejut luar biasa melihat pemandangan baru di dalam rumahnya. Betapa tidak, rumah yang belum lima menit ia tinggal kini sudah dipenuhi dengan coretan. Mata si ibu tertuju kepada pelaku utama, balita usia 2 tahun yang sekarang sedang asyik bergulat dengan krayon warnanya.

“Dek, sudah dibilang jangan coret-coret tembok. Duh, jadi kotor semua kan..”

Benar saja, dari mulai dinding ruang tamu, tengah hingga kamar tak luput dari coretan si bocah kecil itu. Si ibu geleng-geleng, antara menahan amarah, sekaligus menahan air mata. Ia hanya mengelus dada dan bertanya dengan diri sendiri, “Anakku ini dia memang sedang berkreasi atau hanya mengotori?”

***

“Jangan berharap rumah akan bersih dan rapi jika ada anak kecil yang tinggal di sana.” Sebuah kalimat yang sering kita dengar untuk menggambarkan bahwa di balik kesemerawutan isi rumah, pasti ada anak kecil yang turut terlibat. Entah, apakah kalimat tersebut bisa dibenarkan atau justru sebaliknya, akan tetapi memang sebagian keluarga mengalami hal serupa.

Tak hanya barang-barang yang berserakan, tembok rumah pun tak luput dari incaran. Ia yang semula bersih tanpa noda, seketika penuh dengan kreasi gambar penciptanya. Ada yang bisa dimaknai, tapi ada yang tidak bisa diartikan sama sekali. Orang Jawa sering kali menyebut kelucuan gambar itu dengan istilah “bolak ruwet” alias benang kusut yang tidak keruan bentuknya.

Memanglah, adegan ‘mencoret-coret’ ini pasti pernah dilalui anak-anak kita manakala ia dalam rentang usia tertentu. Sejak anak usia satu tahun, mereka sudah mulai menunjukkam ketertarikan memainkan dan menggunakan barang di sekitarnya. Awalnya mereka akan mencoba sekalipun dengan cara yang masih salah. Mereka semakin tertarik dengan benda-benda yang berwarna, termasuk pensil warna, krayon, spidol, dan segala hal yang ia kategorikan ‘menarik untuk dimainkan’.

Rasa penasaran ini terus bertumbuh seiring bertambahnya usia. Mereka mulai mencari tahu hal apa saja yang bisa diperbuatnya dari benda-benda menarik itu. Benarlah jika sebagian besar orang tua mengeluhkan, “Sudah diarahkan untuk coret-coret di kertas, tapi tetap saja coret-coret di tembok”.

“Posisi berdiri membuat koordinasi tangan dan matanya lebih baik dan terasa lebih nyaman,” kata Beckey Bailey, PhD., penulis buku There’s Gotta be a Better Way.

Pada dasarnya anak suka mencoret-coret tembok karena dia senang menikmati warna, tekstur krayon, dan keleluasaan gerakan mencoret di area tembok. Selain itu anak juga lebih mudah mencoret dalam posisi berdiri dibandingkan harus duduk kemudian menggambar di atas kertas.

Sebuah kenikmatan yang tidak semua orang tua tahu. Selain menimbulkan rasa nyaman tersendiri bagi anak, ternyata menggambar di tembok dengan posisi berdiri, mengandung beberapa manfaat untuk perkembangan buah hati, diantaranya:

1. Melatih motorik halus. Gerakan tangan anak saat dia menggambar baik itu di kertas atau bahkan tembok rumah ternyata sangat bermanfaat untuk melatih kemampuan motorik halusnya. Kemampuan motorik halus yang mencakup gerakan tangan, pergelangan tangan, dan jari-jemari perlahan akan berkembang.

2. Berlatih konsentrasi. Aktivitas menggambar di tembok juga sangat bermanfaat untuk melatih konsentrasi anak. Meskipun bidang pada tembok cukup besar, akan tetapi anak mampu berlatih konsentrasi dan fokus pada rincian, detail gambar, dan warna-warna pada gambar yang sedang ia gambar. Anak juga akan berkonsentrasi dan berlatih fokus untuk menyelesaikan gambarnya.

3. Meningkatkan sinkronisasi fungsi mata dan tangan. Menggambar memungkinkan anak untuk melakukan sinkronisasi antara apa yang dia lihat dan apa yang dia tuangkan ke dalam media menggambar. Sinkronisasi dua panca indera ini sangat penting untuk perkembangan anak kelak ketika dia mengenal dunia akademik di sekolah, yang sarat dengan aktivitas menulis.

4. Meningkatkan kreativitas dan imajinasi. Manfaat menggambar untuk anak akan melatih kreativitas sekaligus imajinasi anak. Salah satu unsur kecerdasan (IQ) adalah kemampuan berimajinasi. Menggambar adalah ajang bagi anak untuk berlatih mengasah salah satu unsur kecerdasan itu.

5. Berlatih Sabar. Menggambar identik dengan kegiatan yang dilakukan pelan-pelan agar mendapatkan hasil yang bagus. Namun, agar hasil bisa sesuai dengan yang diinginkan anak perlu bersabar dalam menyelesaikan gambarnya. Saat itulah kesabarannya dilatih.

Nah, itulah beberapa manfaat menggambar di tembok untuk anak. Ternyata mengandung banyak manfaat ya? Sebab itulah, sangat pendek jika kita memutuskan bahwa apa yang dilakukan mereka cenderung mengotori rumah. Ada beberapa hal yang tidak diketahui dibalik perilaku yang sering kali membuat kesal itu. Akan tetapi bagaimana mengarahkannya dengan benar? Anak mencoret-coret semua tembok dan berbagai media lain tanpa pengarahan dan kesepakatan juga akan menyalahi aturan bukan? Suatu saat kitalah sebagai orang tua yang kelabakan.

Inilah saatnya mengarahkan dengan benar. Dia bisa terus berkreasi, tapi dengan aturan yang pasti, sehingga anak akan mengenal orang tuanya sebagai pribadi yang bijak bukan pelarang apalagi memutus harapan anak untuk berkreasi. Bagaimana membuat kesepakatan dengannya? Insya Allah akan saya bahas di seri tulisan selanjutnya, ya #2.

Article Tags

Facebook Comments

Comments are closed.