Pesona Kampungku Dusun Jejeruk

Oleh: Dixone Fatih Galine al D.Yana

SDN Selosari 1 Magetan

MEPNews.id – Dari kota Magetan, jika ke arah barat menuju Gunung Lawu, maka kalian bisa mampir di kampungku. Di sisi selatan di antara Desa Selosari dan Desa Ringinagung, terdapat Dusun Jejeruk di Desa Candirejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Dusun ini berjarak kurang lebih dua kilometer dari ‘Titik 0’ Kota Magetan.

Pesona alam paling terkenal di kampungku adalah Dam Jejeruk. Dam ini dibangun era zaman penjajahan Belanda. Kawasan ini menjadi obyek wisata karena Dam Jejeruk airnya masih jernih, udaranya sejuk. Di sekitar sungai banyak tanaman buah, antara lain; mangga, jambu monyet, sukun dan lain-lain. Juga banyak bunga warna–warni. Semua ini menambah keindahan panorama Dam Jejeruk. Panorama menawan ini dapat menjadi hiburan ekonomis saat hati sedang penat.

Debit air yang mengalir di Dam Jejeruk saat musim kemarau atau musim penghujan selalu cukup. Anak–anak biasa bermain, mandi dan berenang di aliran Dam Jejeruk dengan mengunakan pelampung. Airnya juga dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk memelihara ikan, antara lain nila, lele, tombro dan gabus. Agar air di area aliran Dam Jejeruk tetap bersih, masyarakat dilarang buang air besar di sungai, dilarang buang sampah di sungai, serta tidak diperbolehkan meracuni ikan di sungai sehingga sungai tetap bersih dan ikannya tidak punah. Masyarakat diperbolehkan memancing ikan untuk hiburan di malam Minggu atau hari-hari libur. Air Dam Jejeruk juga digunakan petani untuk irigasi sawah dan digunakan Pabrik Gula Gorang-gareng untuk proses pembuatan gula.

Mata pencaharian masyarakat Desa Jejeruk, selain petani, adalah pengrajin sandal dan sepatu dari kulit sapi, kambing dan kuda. Usaha kecil pengrajin kulit ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda lalu turun–temurun sampai sekarang. Produk pengrajin sandal dan sepatu Jejeruk sudah terkenal di seluruh Indonesia karena kualitasnya bagus. Selain itu, masyarakat Dusun Jejeruk adalah pengrajin wayang kulit dan pengrajin kulit sadel sepeda. Hasil produk wayang kulit ini, selain dipasarkan di Indonesia, juga diekspor ke luar negeri sehingga mendapat devisa dan pendapatan ekonomi masyarakat menjadi meningkat.

Ibu–ibu Dusun Jejeruk menambah penghasilan rumah tangga dengan membuat anyaman bambu berupa ‘GERIBIK’. Poduknya digunakn untuk lingkar kepala topi capil yang digunakan para petani di seluruh indonesia.

Proses pembuatan geribik ini sangat unik. Bambu apus yang sudah dipotong sesuai ukuran ditipiskan dengan pisau khusus. Bambu yang sudah ditipiskan itu dijemur untuk hingga kering. Bambu tipis yang sudah kering dianyam dengan tangan.

Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membuat geribik yang bagus. Geribik yang sudah jadi biasanya dijual per 100 biji dengan harga Rp50.000 sampai Rp60.000. Untuk membuat 100 biji biasanya butuh waktu dua hari. Penjualan geribik biasanya di Pasar Ringinagung. Juga ada pedagang yang beli langsung ke Dusun Jejeruk.

Begitulah kehidupan masyarakat kampungku di Dusun Jejeruk, Desa Candirejo, di Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Kampung ini elok dan mempesona, dengan warga yang hidup rukun dan bergotong–royong. Dusun kami rukun, maju dan sejahtera.

Majulah kampungku, JAYALAH negaraku Indonesia. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.